Oleh: Khairul Umam*
Berikut merupakan teks ikrar sumpah
pemuda. Mari kita tadabburi bersama.
SOEMPAH
PEMOEDA.
“Kami
poetra-poetri indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air
indonesia.
Kami
poetra-poetri indonesia, menagkoe berbangsa jang satu bangsa indonesia.
Kami
poetra-poetri indonesia menjoenjoeng bahasa persatuan, bahasa indonesia”.
Djakarta, 28 oktober 1928
Seharusnya..
Pada tanggal 2 Oktober,
biasanya semua elemen masyarakat, baik
pemerintah, pejabat, para buruh, apalagi mahasiswa selaku pemuda
berbondong-bondong untuk memeperingati peristiwa bersejarah yang menjadi bukti
otentik akan lahirnya bangsa Indonesia yaitu hari Sumpah Pemuda.
Era Demokrasi haruslah berbeda dengan sebagaimana kebiasaan pada
zaman Orde Baru yang hanya memperingati peristiwa bersejarah itu sebagai “ritual”
yang diisi dengan pidato para petinggi negara yang munafiq dan pada
hakikatnya kosong isinya.
Jika kita ingin benar-benar mengingat akan kebesaran arti sejarah sumpah pemuda bagi
perjalanan bangsa indonesia, maka tida sepatutnya sebagaimana yang terjadi pada
kebiasaan Orde Baru tersebut, melainkan
juga merenungkan sedalam-dalamnya betapa pentingnya bagi kita semua untuk
menjadikan peristiwa ini sebagai salah satu diantara berbagai sarana pendidikan
bangsa kita yang sedang “lemah”
akhir-akhir ini.
Maka sebagai tugas bagi kita selaku generasi penerus bangsa, yaitu
bagaimana selanjutnya menjadikan Hari
Sumpah Pemuda sebagai alat untuk meneruskan tugas “National and Caracter Building”
yang dipelopori oleh Soekarno beserta para perintis kemerdekaan lainnya.
Bagaimana dengan pemuda?
Siapakah pemuda itu? Apa yang seharusnya dia lakukan? Menurut
Undang-Undang NO 40 tahun 2009, tentang kepemudaan, pemuda adalah warga negara
yang berusia 16 sampai 30 tahun. Sedangkan menurut imam syafi’ie pemuda
adalah generasi yang memegang urusan bangsa, baik tidaknya suatu bangsa
tergantung pemudanya. Sedangkan sebagian lagi mengatakan bahwa pemuda adalah
harapan hari esok.
Demikian, tak salah jika Presiden pertama kita mengatakan, “Berilah
aku sepuluh pemuda, maka akan aku taklukkan dunia”.
Buktinya, Presiden kita yang kedua, Soeharto yang terkenal dengan
Rezim Orde Baru yang memimpin Bangsa Indonesia selama kurang lebih kurun waktu
30 tahun, lengser gara-gara siapa? Pemuda.
Pada saat peringatan hari sumpah pemuda, bapak MENPORA RI Dr. Andi
A. Malaranggeng dalam amanatnya yang dibacakan oleh Inspektur Agus Haryono,
mengatakan bahwa langkah menuju Indonesia yang berdaya saing dan bermartabat
sangat bergantung pada karakter pemuda yang kokoh serta mengedepankan akhlaq
yang mulia, di atas semangat persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia (Jakarta
Pos, Jumat, 28 Oktober 2011).
Lebih lanjut, MENPORA mengatakan peran dan partisipasi pemuda dalam
pembangunan nasional merupakan hal yang nyata, dengan potensi, bakat, kemampuan
dan keterampilan sekaligus dengan semangat dan idealisme yang kental.
Keterlibatan dan peran serta pemuda dalam pembanguna nasional senantiasa
memberikan warna bagi pertumbuhan dan kemajuan bangsa.
Lahirnya Sumpah Pemuda ini
tidak lepas dari peran pemuda, dengan perjuangan dan tekad yang kuat,
para pemuda terdorong untuk membebaskan rakyat Indonesia dari ketertindasan di
bawah kekuasaan kolonialisme dan keinginan yang kuat untuk mengangkat harkat
dan martabat hidup rakyat Indonesia. Sehingga dengan tekad inilah menjadi
komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaan 17
tahun kemudian, yaitu pada 17 Agustus 1945.
Dengan demikian, mengingat akan panjangnya perjalan Bangsa Indonesia
ini menuju Kemerdekaan Nasional, dan betapa beratnya perjuangan para pahlawan
kita melawan penjajah. Maka kita selaku generasi muda indonesia jangan hanya
menjadikan Sumpah Pemuda sebagai Hari Besar Nasional yang rutin diperingati
besar-besaran setiap tahunnya, namun tak memiliki arti apa-apa. Akan tetapi jadikanlah
peristiwa Sumpah Pemuda ini sebagai sumpah yang menjiwai Bangsa kita sampai
sekarang ini, sehingga dengan izin Allah, dan perjuangan yang gigih, akan
sangat mudah untuk mencapai Negeri yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun
Ghafur.
*) Penulis
adalah anggota API (Asosiasi Penulis Islam)
Posting Komentar
Tanggapi atas dasar dari lubuk hati dengan ilmu yang Anda miliki..