Naik Haji karena Beramal

Oleh : Ali Rasidin*

Di dalam  hidup kehidupan ini, kita sering mendengar bahkan tidak asing lagi bagi mulut untuk mengucapkan,bagi telingga untuk mendengar,bagi hati untuk menghayati tentang   sepotong kalimat ikhlas dalam beramal.
           Akan tetapi sekarang apakah kita sebagai umat muslim hamba  allah swt yang selalu bersujud kepada allah dan mengadahkan tanggan kelangit sudah melakukan hal hal sedemikian rupa di dalam hidup kehidupan kita.
          Memang hal-hal  seperti ini bentuknya begitu kecil  di hadapan manusia,  tetapi di sisi allah swt perbutan ini sangat tiggi derajatnya di hadapan  allah swt, allah selau menganjurkan kita agar selalu meningkatkan kualitas ikhlas dalam beramaal di dalam kehidupan kita sebagai umat muslim  yang sejati sehiggah sebagaimana yang di firmanakan allah di dalam [qs zal zalaha:7} yang artinya; barang siapa yang melakukan kebaikan seberat zaroh maka ia akan mendapatkan balasanya.

        Jadi betapa pentingnya kita sebagai manusia membentuk krakter di dalam diri kita,  agar selalu meningkatkan kualitas ikhlas dalam beramaal   tanpa  imbalan dari orang lain melainkan imbalan dari allah yang maha kuasa. sehigga kita  tidak heran lagi melihat di jaman arus globalisasi ini bahwa banyak orang yang memiliki harta tapi enggan untuk beramal kebaiakan  di jalan allah swt   mereka takut jika kalau mereka mengluarkan sedikit hartanya untuk membantu orang lain  harta mereka berkurang dan habis begitu saja
         Ada sebuah kisah nyata yang benar benar terjadi yang di rasakan oleh ustz.H muhama akbar s.ag beliau ini sekarng tiggal di Jakarta  ketika penyambutan bulan suci romadhan yang lalu para jamah perumahan puri indah taya sidoarjo mengundang beliau untuk mengisi sebuah ceramah di perumahan puri indah jaya tersebut.
       Di  saat beliau  ceramah dia sedikit bercerita tentang kehidupanya, beliau bilang dulu dia  ingin menginjakan kaki bersama sang istri ke tanah haram akan tetapi uanglah yang mengakibatkan  cita cita beliau  tertunta akan tetapi dia  tetap sabar dan selalu beramaal walaupun kehidupan yang pas pasan.
       Ceritanya seperti ini; suatu hari beliau mendapat undangan dari pengajian ibu ibu di kecamatan yang berbeda denagan beliau jarak antara dari rumah ke tempat undanagan itu kurang lebih dua jam mengendarai sepeda motor di tenggah perjalana beliau terasa letih dan berniat untuk berhenti sejenak di perempatan jalan raya di depan sebuah warung kecil  di tempat itulah  beliau beristirahat.   di saat beliau mencicipi makanan dan minuman dia melihat seorang anak pemulung lewat, dan dia menghampiri beliau dan meminta makanan  walaupun beliu membawa uang pas pasan di tetap memberi  dengan ikhlas  beliau bertanya kamu   sudah makan nak ?  Dengan suara rendah  anak ini menjawab belum pak….  Karna rasa ibanya kepada anak ini beliau mengambil dompet dari kantong celana  dia katan seprti ini: nak ini ada dompet bapak coba kamu ambil isinya menurut kebutuhan kamu kemudian anak ini mengambil isi dompet itu tanpa mengluarkan kata kata.
           Setelah itu dia kembalikan ke pemilikny dan berkata terima kasih dan pergi meninggalkan beliau kata beliau isi dompet itu sebesar seratus lim puluh ribu rupiah yang di berikan sang istri dari rumah untuk perbekalan di jalan nanti, itu pun sisa uang belanja  di rumah tapi beliau tetap yakin kalau setiap amalan di lakukan denagan ikhlas mka allah akan membalasanya berlipat gada  begitu pemikiran beliau.
         Setelah berselang waktu dua bulan ,ada seorang dermawan datang menemui beliau  kebetulan dermawan ini kenal dengan ustaz muhamad akbar melalui istri nya ketika dia mengisi pengajian di tempat dermawan ini.
         Dermawan ini bilang ustaz minggu depan kami sekelurga ingin menunaikan ibadah haji  ketanah haram dan kami sekeluraga punya hajat untuk mengajak ustaz dan ustazah ke tanah haram,akan tetapi beliau menyangkal perkataan dwemawan ini”pak kami sekeluarga tidak punya apa apa  kami ini hidup hanya pas psan kemudian dermawan memotong perkatannbeliau ‘ ustaz kami sekeluarga sudah ,mpersiapkan semuanya perbekalan yang di butuhkan yang penting  ustaz dan ustazah mau ikut denagn kami.
       Dengan hati gembira dan terharu  ustaz dan ustazah ini sujud syukur dan meneteskan air mata karna mereka tak pernah menduga akan bisa naik haji tanpa uang yang mereka miliki  hanya bermodalkan keyakinan dan keikhlasan di dalam keluarga ustaz muhamad akbar
       Jadi keseimpulan dari cerita ini mari kita tinggkatkan rasa kepedulian kita terhadap orang orang yang membutuhkan bantuan kita, dan jangan sekali kali  melihat mereka itu siapa. Kedua mari kita tinggkatkan rasa tolong menolong kita antara sesama muslim. Ketiga apa bila kita ingin beramaal beramaal karena Allah SWT.

*) Penulis adalah anggota API (Asosiasi Penulis Islam)                   
Teruskan :

Posting Komentar

Tanggapi atas dasar dari lubuk hati dengan ilmu yang Anda miliki..

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Asosiasi Penulis Islam (API) Surabaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger