Oleh: Khairul Umam*
Saat
ini kita telah memasuki tahun 2011 Masehi. Bulan yang bersejarah bagi
orag Kristen, yaitu bulan januari. Bulan yang terkait dengan lahirnya
yesus kristus atau Isa al-masih. Al-masih sendiri diambil dari kata
masehi. Sehingga agama Kristen sering disebut agama masehi. Masa sebelum
yesus lahirpun disebut tahun sebelum masehi. Tahun baru masehi ini
sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur
umum nasional untuk semua warga dunia.
Sudah menjadi tradisi yang cukup kental bagi semua warga dunia, bahwa
pergantian tahun baru masehi identik denga perayaan yang
berlebih-lebihan. Misalnya dengan hura-hura, bergadang semalaman, tiup
terompet, pesta kembang api, dan sebagainya. Semua itu tidak serta-merta
didapat atau dilakuka secara cuma-cuma. Tapi dengan mengeluarkan biaya
dan tenaga yang cukup banyak. Mereka rela bekorban demi tercapainya
sebuah kepuasan nafsu yang datangnya dari syaitan yang tidak diridhoi
Allah, yang pada akhirnya kerugian yang didapatkan.
Sekedar contoh, pada malam menjelang pergantian tahun baru rata-rata
pemuda-pemudi bebondong-bondong pergi ke tempat hiburan, klub malam,
nonton bersama di bioskop, berpestaria dan sebagainya. Nah, perbuatan
seperti ini lekat dengan hal-hal yang sifatnya hura-hura, sebuah prilaku
yang bisa jatuh pada kriteria sia-sia. Karena tidak dapat mendatangkan
kemanfaatan. Tentu saja hura-hura seperti ini dekat dengan kemaksiatan.
Selain itu, kerap sekali membutuhkn biaya yang tidak sedikit. Bagi
seorang muslim, aktivitas seperti ini tidak ada manfaatnya. Karena
tergolong perbuatan yang sia-sia dan termasuk pemborosan.
Namun realita sekarang, pemuda-pemudi tidak mau berpikir mendalam
tentang hal itu. Mereka berdalih tidak mau membiarkan tahun kemarin
berlalu begitu saja tanpa adanya unsur kebahagiaan yang didapat. Di
sanping itu juga, mereka ingin memberikan sambutan yang hangat dengan
datangnya tahun baru.
Fenomena seperti ini sudah menjdi tradisi umum. Tidak pandang bulu,
baik laki-laki, perempuan, tua, dan muda. Semua terlibat dalam perilaku
yang tidak bermanfaat ini.
Kita sebagai muslim, tidak boleh memperingatinya. Karena yang pertama,
merayakan tahun baru masehi dengan berlebih-lebihan itu tidak ada
manfaatnya. Dalam hadits hasan yang diriwayatkan oleh tirmidzi dan yang
lainnya, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda,” di antara (ciri)
sempurnanya keislaman seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak
bermanfaat baginya.” Termasuk di sini adalah merayakan pergantian
tahun.
Sedangkan yang kedua adalah, karena perayaan tahun baru ini termasuk
rangkaian kegiatan hari raya orang-orang kafir yang sifatnya glamour,
foya-foya, dan melampaui batas. Hal ini hanya pantas dilakukan oeh
orang-orang berpaham materialisme. Adapun Islam tidak pernah mengajarkan
prilaku seperti ini.
Semangat baru
Maka dari itu, di tahun baru ini tidak usah kita merayakannya. Jadikan
tahun baru sebagai ajang perbaikan diri. Cukup bagi kita memperbaharui
lembaran-lembaran suram kehidupan kita, menuju lembaran-lembarn
kehidupan yang lebih baik. Jangan biarkan tahun 2010 berlalu begitu saja
tanpa adanya perubahan yang positif. Justru dengan datangnya tahu baru
ini, segala aspek dalam kehidupan kita harus berubah juga. Dengan adanya
tahun baru, mestinya semangat juga baru. Belajar semakin giat dan
amal sholeh juga kita tingkatkan. Kita raih masa depan yang kita
harapkan. Kita tinggalkan masa lalu yang telah berlalu. Biarlah ia
menjadi kenangan. Lakukanlah apa yang bisa kita lakukan sekarang, karena
waktu kita adalah di saat kita berada pada waktu itu. Wallahua’lam
bisshowab.
*) Penulis merupakan anggota Asosiasi Penulis Islam (API) STAIL
Posting Komentar
Tanggapi atas dasar dari lubuk hati dengan ilmu yang Anda miliki..