Oleh: Khairul Umam*
Dalam Al-quran surat Al-alaq ayat 96, Allah memperkenalkan kita Iqra’,
yang berarti “bacalah”. Membaca ayat-ayat Allah yang tersurat maupun
yang tersirat. Ayat tersebut merupakan sebuah ajakan kepada kita selaku
hamba Allah untuk senantiasa membaca. Apakah kita sudah termasuk
hamba-Nya yang memenuhi ajakan tersebut?
Cintailah Buku
Sebuah
tradisi keilmuan tidak terlepas dari aktivitas membaca dan menulis.
Dengan kata lain, aktor utama dari tradisi tersebut adalah buku. Seorang
ilmuan, penulis, penyair, dan yang lain pasti proses awalnya adalah
membaca (buku).
Pertanyaannya,
bagaimana agar kita gemar membaca? Jawaban sederhananya ialah cintailah
buku. Dengan cinta akan tumbuh keinginan untuk mengetahui lebih
mendalam. Dengan cinta, apapun akan dikorbankan. Laksana kisah cinta
Laila Majnun yang rela mati demi kobaran api cintanya.
Begitu
pula cinta terhadap buku. Kita akan rela mengorbankan tenaga, waktu,
dan uang untuk bisa memiliki buku. Namun cinta di sini tidak hanya
sekedar senang mengoleksi buku sebagai hiasan rak atau lemari, melainkan
senang untuk membacanya. Buku tidak akan memberikan manfaat apabila
kita tidak pernah membacanya. Jadi salah satu bukti rasa cinta kita
terhadap buku adalah memanfaatkannya dengan membaca. Sehingga akan
dapat menangkap makna dan hikmahnya.
Manfaat Membaca
Banyak
orang yang mengatakan, jika kita ingin membuka jendela dunia maka
bukalah buku. Karena buku adalah jendela dunia. Kita bisa melihat
keluar. Melihat pemandangan yang berbeda dan baru dengan apa yang ada
dalam pikiran kita saat ini.
Membaca
buku berarti kita telah membuka cakrawala dan menyelami dunia lain.
Sebuah dunia pikiran orang lain. Karena setiap orang mempunyai pikiran
yang berbeda. Setiap kali membaca berarti kita telah menyelami berbagai
pikiran yang dapat memberikan kontribusi pengetahauan baru, sehingga
dapat diaplikasikan dalam kehidupan.
Ada tiga manfaat buku yang dapat kita ambil.
Pertama, sebagai
sumber ilmu pengetahuan. Ilmu, ide, dan kreativitas sebenarnya
bersumber dari buku. Misal, kita bertanya kepada seorang trainer,
kenapa anda sukses menjadi trainer handal? Maka jawabannya adalah karena
dia awalnya senang membaca. Jadi buku merupakan media yang dapat
mengantarkan orang mejadi “orang.”
Apabila
kita ingin menguasai ilmu biologi, misalnya, maka bacalah buku yang
berkaitan dengan ilmu biologi. Karena di dalam buku tersebut kita akan
menemukan pengertian biologi, apa manfaat mempelajarinya, hal-hal apa
saja yang perlu kita ketahui, dan lain-lain. Sehingga ketika kita sudah
mengetahui semuanya, kita bisa aplikasikan dalam kehidupan. Misalnya
dengan cara senang memelihara binatang dan merawat tumbuh-tubuhan.
Dari
situ kita bisa memahami hakikat membaca Al-Quran, kitab (buku) yang
menjadi pedoman kita. Tidak hanya cukup untuk dibaca, melainkan untuk
digali maknanya, dipahami, dan diambil pesan pentingnya. Sehingga kita
dapat mengaktualisasikannya dalam setiap sisi kehidupan. Agar
mendapatkan arti dan nilai kehidupan yang hakiki yang tak ternilai
harganya.
Kedua, sebagai
sumber informasi. Buku juga merupakan media untuk mengeksplorasi
informasi. Namun sedalam apapun informasi yang dieksplorasi, hanyalah
sebatas wacana. Tapi walau hanya demikian, setidaknya informasi tersebut
dapat memperkaya kehidupan kita.
Ketiga, sumber
inspirasi. Setelah kita membaca buku pasti kita akan mendapatkan sebuah
inspirasi. Misalkan kita dihadapkan dengan sebuah masalah yang cukup
rumit pemecahannya. Maka coba kita baca buku yang kira-kira ada
kaitannya dengan masalah yang kita hadapi. Kita bandingkan dengan
masalah kita. Kemudian kita cari bagaimana solusianya.
Sekedar
contoh, coba baca novel KCB karya Habiburrahman el-Shirazi. Di dalamnya
menceritakan tentang keuletan seorang mahasiswa bernama Abdullah
Khairul Azzam. Dia rela bekerja keras demi biaya kuliah dirinya. Bahkan
biaya pendidikan adik-adiknya di rumah ia yang menanggung. Secara
logika, sebagai mahasiswa Al-Azhar yang merupakan universitas tertua dan
terkemuka di dunia, ia akan gengsi untuk kuliah sambil kerja,
apalagi jadi penjual tempe. Tapi menurut Azzam, hal itu tidak boleh
terjadi pada dirinya. Karena hidup merupakan ibadah dan perjuangan.
Sebuah
inspirasi yang dapat kita ambil dari novel tersebut adalah memberikan
gambaran, motivasi, dan penyemangat hidup. Sehingga bagi pembaca (yang
senasib) akan berpikir, ternyata ada orang yang mengalami nasib sama
seperti kita dan ternyata ia bisa menjadi orang sukes.
Raih mimpi
Dengan demikian, mari kita budayakan membaca. Tanamkan dalam diri kita “Tiada hari tanpa membaca”. Kita ciptakan rumah baca, sebagai bentuk kepatuhan kita kepada Allah SWT dengan memenuhi perintahnya berupa iqra’ (bacalah). Karena dengan membaca kita bisa merubah hidup kita dalam meraih mimpi. Wallahu a’lamu.
*) Penulis merupakan anggota Asosiasi Penulis Islam (API) STAIL
Posting Komentar
Tanggapi atas dasar dari lubuk hati dengan ilmu yang Anda miliki..