Featured Post Today
Latest Post

India-Centric: Kejahilan Melihat Islam dan Sejarah Islam Nusantara

Oleh: Abdullah al-Mustofa*

        Berdasarkan  pandangan “India-Centric para sejarawan berpendapat, Islam di Nusantara berasal dari India dan para pionir penyebar Islam di Nusantara adalah para pedagang India, demikian ungkap Prof. Dr. Syed Muhammad Naquib al-Attas dalam ceramahnya pada acara “Special Lecture Series” yang diselenggarakan CASIS-UTM (Centre for Advanced Studies on Islam, Science and Civilization-University Teknologi Malaysia) di kampus internasional UTM Kuala Lumpur Malaysia beberapa waktu lalu.

         Dalam bukunya “Historical Fact and Fiction” al-Attas mengatakan, “Historians have been unjustifiably skeptical and produced all sorts of conjectures without adducing positive proofs; conjectures in which the role of India dan Indians have been unduly magnified. They have been doing this order to fit their theory of the spread of Islam from India and Indians, an Islam already colored by Hindu-Buddist mode of thought and belief concordant with the autochthonous tradition of the Malay peoples, in such a way as to explain that the ground was prepared for the “easy” adaptation of Islam by the peoples of the Archipelago.” (hal. 148)

Momentum Mengkalkulasi ‘Laba’ Perniagaan Hidup

Oleh: Robinsah*
“Happy New Year 2012”. Untuk saat ini, tema ini lah yang paling hangat diperbincangkan oleh masyarakat dunia, khususnya Indonesia. Hal ini wajar, mengingat hanya dalam hitungan hari lagi, dunia akan merayakan pesta pergantian tahun, yaitu tahun 2011 ke 2012.
Seperti sebelum-sebelumya, aroma kemeriahan pesta tahunan tersebut telah tercium dari jauh hari, dengan membludaknya iklan-iklan promosi perayaan tahun baru, baik itu melalui baleho-baleho di jalan-jalan, hingga tayangan-tayangan di stasiun-stasiun televisi. Yang lebih membuat tahun 2012 mendatang ini terasa lebih ‘spesial’ dan dinanti-nanti, karena sebelumnya telah tayang sebuah film Hollywood yang memprediksikan kiamat akan terjadi pada tahun depan. Benarkah akan terjadi demikian? Jawabnya, Wallau ‘alam Bish-Shawab
            Namun, terlepas dari itu semua, ada pertanyaan mendasar, khususnya kaum mukminin, adakah hikmah yang mampu kita petik dari fenomena ini?

Wanita Diciptakan dari Tulang Rusuk: Benarkah?

Oleh: Luqman Hakim*

Keningnya mengerut. Tampak guratan garis hitam melintang di dahinya. Sesekali matanya terbelalak. Badannya tak nyaman berdiam diri. Informasi yang ia dengarkan dari ustadznya membuat hatinya ngilu.
Muslimah yang termasuk aktif ikut pengajian ini tak habis pikir, mengapa informasi itu bisa ada? Apa benar yang menyampaikan hal itu adalah nabi? Masih terngiang-ngiang di kepalanya sebuah ucapan ustadznya yang katanya dinukilkan dari hadits nabi: “…Sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya yang paling bengkok dari tulang rusuk itu adalah yang teratas…”.
Ia pun bertanya pada sang ustadz, apakah hadits itu shahih? Tatkala sang ustadz menjawab “iya shahih”, nampak jelas guratan kekecewaan di wajahnya. Batinnya pun bergemuruh, “Bagaimana mungkin nabi menjelaskan bahwa wanita itu hanyalah diciptakan dari tulang rusuk? Bukankah ini sebuah penghinaan?”

Lidah adalah Kunci Surga dan Neraka

Oleh: Ali Rasidin*

Segala ucapan dan perkataan yang dijaga maka akan menciptakan nilai-nilai yang mulia di sisi Allah SWT. Namun sering kali kita  jumpai di dalam kehidup ini banyak permasalahan- permasalahan  yang kecil tapi menimbulkan masalah yang besar akibat ulah lidah kita. Namun ini tergantung kepada orang yang mempergunakanya apakah bermakna positif atau bermakna negatif, sehingga  manusia, khususnya  kaum muslimin,  terjerumus  ke dalam jurang kehinaan  di dunia dan akhirat.  padahal di dalam Agama Islam dianjurkan untuk selalu menjaga dan mewaspadai lidahnya, dengan demikian membuat manusia dapat bersikap fatal antar sesama.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, yang berkata, “Ini adalah hadist sahih bahwa Muadz pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang amalan yang dapat memasukan ke dalam Surga dan menjauhkan dari azab Neraka, maka Rasulullah SAW memberitahukan tentang tiang-tiang dan puncaknya. Kemudian beliau bersabda, ‘Wahai, Muazd, maukah aku beritahukan kepadamu tentang kunci perkara tersebut.’ Muazd mejawab, ‘ya, wahai, Rasulullah.’ Kemudian Rasulullah memegang lidahnya. Muazd bertanya, ‘Apakah kami akan disiksa karena  perkataan kami?’ Rasulullah menjawab, ‘Wahai, Muazd. Bukankah kebanyakan manusia dibenamkan wajahnya atau batang hidungnya kedalam api neraka karena perkatanya?’

Penghambat SDM

Oleh: M.I. Syafi’i*

Buruknya mutu pendidikan di berbagai jenis dan jenjang pendidikan kita di Negeri ini adalah masalah yang sangat serius. Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa pendidikan adalah wadah pencetak generasi masa depan bangsa. Perlu ada tindakan cepat untuk mengatasi masalah satu ini.
Bermacam kalangan yang di dalamnya terdapat para ahli dalam pendidikan berpendapat bahwa, jika suatu Negara bermasalah pada mutu pendidkan, akan berakibat pada penghambatan penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM). Yang dimana SDM adalah sebagai modal utama pembangunan bangsa dalam berbagai bidang.

Hati yang Kehilangan Cahaya

Oleh: Miftahuddin*

Sore itu, suara adzan ashar telah dikumandankan di mana-mana. Segala aktivitas umat muslim pun segera dihentikan dan mereka bersegara untuk memenuhi undangan Sang Maha Pemilik segala yang ada di bumi ini. Begitu pula dengan para santri yang terdapat di kampus Hidayatullah Surabaya, mulai dari santri SMP hingga para mahasiswa menghentikan segala aktivitasnya dan bergegas menuju ke masjid. Begitu halnya aku yang segera menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat ashar walaupun kondisiku pada saat itu masih dalam keadaan kurang sehat, yang dalam keadaan pusing aku memaksa untuk tetap melangkahkan kaki ini untuk memenuhi panggilan-Nya.
Setelah mengambil air wudhu sesaat kemudian iqamah pun dikumandankan pertanda bahwa sholat ashar akan segera digelar. Pada saat itu aku sudah mengambil posisi di shaf terdepan, tepat di sebelah kanan bagian belakang Imam. “Allah Akbar,” sang Imampun memulai bertakbir pertanda perjumpaan dengan sang Rabb telah dimulai. Setiap orang larut dalam sholatnya. Mungkin ada di antara mereka yang khusyu dalam sholatnya, mungkin pula ada yang pikirannya melayang entah ke mana. Begitu pula dengan diriku yang semula ku rasakan hanya biasa-biasa saja namun pada saat dalam keadaan sujud tiba-tiba hati ini menjerit, ada rasa yang bergetar dalam hatiku, dan bersamaan dengan itu tidak terasa air mataku sudah mulai mengalir deras di pipiku dan membasahi sejadahku.

Sebagaimana Allah Memberi

Oleh: M. I. Syafi’i*

Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak.(Q.S. al-Muddassir;6)

Sang surya
Dalam hal beramal, khususnya memberikan sesuatu yang terbaik ini, Allah telah memberikan batasan-batasan yang jelas. Batas inilah yang seharusnya dipraktikan oleh seorang guru. Bagai sang surya menyinari dunia. Tanpa kenal pamrih. Berupaya semaksimal mungkin, mengantarkan muridnya, bagaiman menjadi seorang anak yang baik.
Dalam melaksanakan tugasnya yang mulia itu. Rasa kasih sayang sang guru memupuskan harapan untuk mendapatkan balasan dari semua yang dia curahkan. Seorang guru, awalnya beliau selalu membiayai kegiatan-kegiatan yang dianggap oleh beliau, dapat menunjang dan mendukung  sebagai profesinya. Pada setiap waktu luang, beliau sempatkan untuk membaca buku atau mengikuti seminar. Itu dilakukan oleh beliau, juga untuk menambah wawasan dan memperbanyak ilmunya. Rela berkorban, mengeluarkan biaya yang sebenarnya bukan tanggung jawab seorang guru.

SARJANA Saja…!!


Oleh: M. Arifuddin*

Satu malam satu lembar saja!
Diam dan mulailah nerenungkannya!
Bukankah janjimu ingin menjadi SARJANA?
Jangan membuat mereka meneteskan air mata!
Bukankah harapan mereka tidak mengada-ada?
Hanya ingin melihatmu menjadi SARJANA!
SARJANA yang ditunggu ummat, di kota maupun di pelosok-pelosok desa.

Merokok Dapat Menyebabkan Kebodohan, Kedunguan,...

Oleh: D. Rasyid Albar*

Suasana rapat di sebuah sekolah dasar berlangsung sedikit panas (kisah ini saya adopsi dari certa ibu saya ketika mengikuti pertemuan wali murid). Topik masalah kenaikan gaji tampaknya menjadikan suasana rapat kian tegang, ditambah lagi kepulan asap rokok yang dihembuskan para guru-guru pria, menjadikan ruangan menjadi semakin terasa pengap. Salah satu saran dan permohonan seorang guru pria menarik perhatian. Ia berkata, mengusulkan, “Kami berharap agar ke depannya kami sebagai guru mendapatkan gaji yang layak. Terutama bagi kami yang laki-laki. Kalau gaji kita sebulan hanya enam ratus ribu, itu tidak cukup. Kami sehari untuk rokok saja sampai sepuluh ribu. Kalau sebulan sudah tiga ratus ribu. Tiga ratus untuk diri sendiri, tiga ratusnya lagi untuk anak-istri. Ya mana cukup, lah.”

Tidak cukup dengan peringatan
Jika iklan peringatan bahwa “merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi , dan gangguan kehamilan dan janin” tidak mampu mencegah para ahli hisap (Perokok) untuk berhenti, bahkan telah sering kita mendengar berita-berita yang mengabarkan telah berapa nyawa terenggut oleh rokok, maka, semoga dengan tulisan ini sedikit bisa menggugah hati mereka.

Komersialisasi Tubuh Wanita: Tanggung Jawab Media

Oleh: Khairul Huda*

Dewasa ini kontrol terhadap urusan moral semakin susah saja. Sekuat dan sejauh apapun kita memagari diri dan anak-anak kita, tetap saja terasa percuma. Apa pasal? Media. Secara jujur saya akan mengatakan bahwa media bertanggung jawab atas runtuhnya kontrol moral. Sebab dunia zaman sekarang ini sudah penuh sesak dengan program-program media. Televisi maupun cetak sama saja. Tak ada beda. Iklan-iklan bertebaran, antri untuk mendoktrin. Dan isi dari iklan itu sebagian besar—atau saya katakan saja hampir seluruhnya—memajang wanita-wanita cantik, mulus dan seksi. Coba Tanya pada diri anda, berapa persen dari alam sadar otak anda yang disetir oleh iklan-iklan  media. Saya tak hendak mengajak untuk merenung. Semua sudah begitu nyata. Jelas. Terang benderang. Namun apa hanya media? Saya menambah satu kata lagi. Wanita (Baca: Model iklan). Itu dia akar masalah kedua rusaknya kontrol moral selain media yang terus menerus menayangkan dan mencetak lekak-lekuk tubuh mereka.

Hilangnya Harkat Martabat Seorang Wanita

Oleh: Ali Rasidin*

Pada  dasarnya, kita  sebagai kaum Muslimin dan Muslimat  khususnya bagi kaum  wanita jilbab adalah salah satu permasalahan yang sangat besar, karena di dalam Agama Islam   dianjur-kan  untuk memakai jilbab. Bukan hanya  dari segi itu saja, bahkan  ketika Nabi SAW menjadi  pemimpin beliau   juga memerintahkan para wanita Muslim  untuk memakai jilbab agar  mereka  terjaga dari fitnah dan  menutupi  hal-hal yang tidak pantas dilihat  oleh kaca mata Islam,  se-hingga terjaga keimanan mereka kepada Allah. Dalam hal ini Allah  memaparkan di dalam se-buah ayat di  dalam al-Qur’an surah al-Ahzab [33] ayat 59 yang artinya:
“Wahai, Nabi, katakan-lah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-isrti orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menuntupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Hikmah Diharamkanya Babi

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,(daging hewan) yang disem-belih atas nama selain Allah SWT, yang tercekik, yang jatuh, yang dipukul, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan bagimu) yang di sembelih untuk berhala.”(QS, Al Maidah : 3)

Berbahaya!
Sebagai umat islam yang berakal tentu kita telah mengetahui makanan apa saja yang telah dihalalkan dan diharamkan oleh Allah SWT kepada umat-Nya terkhusus umat muslim. Yang menjadi pertanyaannya sekarang ialah makanan seperti apa saja yang dihalalkan dan di-haramkan oleh Allah SWT.
“Wahai manusia, makanlah dari (makanan) halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nya-ta bagimu. ( QS, Al baqarah : 168 )

SALAM REDAKSI

Rounded Rectangle: Struktur Pengurus 
API
Asosiasi penulis islam
Dewan Pembina
Ust. Anwar djaelani
Pembina
Robin sah
Luqman Al-hakim
Ketua 
Khairul umam
Sekertaris
Daud rosyid 
Bendahara 
Irfan fauzi
Devisi 
Pubdekdok 
Mifahuddin roqhit kaustar
Infokum 
Ridwan yahaya 
Alamat: kejawan keputih tambak VI/I surabaya
Email: apistail.sby@gmail.com
Blog:
Apistail.blogspot.com
Kami tunggu kontribusi tulisan anda.....!
Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum wr,wb.
Alhamdulillah segala puji bagi allah atas segala nikmat dan karunianya, kita memujinya, memohon pertolongannya, memohon petunjuk darinya, serta berlindung dari keburukan amal kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh allah, takkan ada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan oleh allah maka tidak aka ada yang bisa memberimya petunjuk. Tak lupa shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya.

Sobat API Rahimakumullah
Rela berkorban merupakan langkah utama untuk menuju  sukses. para nabi, rosul dan sahabat berhasil menyebarkan agama islam dan menegakkan kalimat Allah dimuka bumi ini tidak lain karena besarnya pengorbanan mereka. Oleh karena, teruslah berjuang dan beranilah berkorban jika kita ingin memeperbaiki seluruh aspek hidup dan kehidupan kita.  Dan  buanglah segala impian manis kita jika kita enggan untuk berkorban sebab perjuangan tanpa pengorbanan adalah sia-sia. 

Naik Haji karena Beramal

Oleh : Ali Rasidin*

Di dalam  hidup kehidupan ini, kita sering mendengar bahkan tidak asing lagi bagi mulut untuk mengucapkan,bagi telingga untuk mendengar,bagi hati untuk menghayati tentang   sepotong kalimat ikhlas dalam beramal.
           Akan tetapi sekarang apakah kita sebagai umat muslim hamba  allah swt yang selalu bersujud kepada allah dan mengadahkan tanggan kelangit sudah melakukan hal hal sedemikian rupa di dalam hidup kehidupan kita.
          Memang hal-hal  seperti ini bentuknya begitu kecil  di hadapan manusia,  tetapi di sisi allah swt perbutan ini sangat tiggi derajatnya di hadapan  allah swt, allah selau menganjurkan kita agar selalu meningkatkan kualitas ikhlas dalam beramaal di dalam kehidupan kita sebagai umat muslim  yang sejati sehiggah sebagaimana yang di firmanakan allah di dalam [qs zal zalaha:7} yang artinya; barang siapa yang melakukan kebaikan seberat zaroh maka ia akan mendapatkan balasanya.

Meraih Cinta Allah Dengan Berkorban

Oleh : Miftahuddin*

Seorang pelajar jika ingin meraiih kelulusan, maka ia harus berkorban dengan  sungguh-sungguh belajar. Seorang pengusaha jika ingin usahanya maju maka ia harus berkorban dengan mengeluarkan uang tenaga dan fikiran agar usahanya dapat maju dan berkembang. Seorang lelaki jika ingin mendapatkan cinta dari seorang wanita, maka ia juga harus berkorban dengan segenap tenaga dan fikirannya agar bagaimana caranya ia bisa mendapatkan cinta dari wanita tersebut. Begitu pula dengan datangnya hari raya idhul ad’ha kali ini, seperti apakah bentuk pengorbanan yang akan kita sumbangsikan kepada Allah swt untuk mendapatkan cinta dan ridhoNya?

Pengorbanan Nabi Ibrahim
Setelah nabi Ibrahim di uji oleh Allah swt untuk meninggalkan istrinya Siti Hajar dan juga sikecil Ismail di mekkah yang pada saat itu  masih merupakan hamparan lautan pasir yang gersang tanpa ada sebatang ada sebatang pohon tanaman pun yang terdapat di tempat itu dengan sedikit bekal roti dan air minum, dan bekal keyakinan kepada Allah Siti hajar pun siap untuk di tempat di tempat tersebut yang kini telah menjadi kiblat bagi seluruh umat islam untuk menunaikan ibadah hajji.

Meneladani Tiga “ Tokoh Idul Adha”

Oleh Luqman Hakim*

Takbir, tahmid, dan tahlil menggema di segala penjuru. Pada Ahad 6 November 2011 kemarin, umat muslim di berbagai dunia bersuka cita merayakan salah satu hari raya mereka, yaitu idul  adha.
Berbicara hari raya ‘iedul adha, kita diingatkan pada tiga sosok penting dalam sejarah manusia. Mereka adalah nabi Ibrahim, siti hajar, dan nabi Ismail. Tidak berlebihan kiranya kalau kita hendaknya mengharuskan diri berupaya  meneladani mereka. Bagaimana bentuk nyata dalam proses meneladani tiga tokoh dunia ini?

Bukan Bapak Rasionalis
Sebelum membahas lebih dalam tentang bagaimana meneladani tiga “tokoh idul adha” tersebut, sebaiknya kita  mengenal terlebih dahulu salah satu tokohnya, nabi Ibrahim. Ia pantas dijadikan sebagai teladan oleh kaum muslim, karena ia adalah bapak tauhid. Ia bukan bapak rasionalis sebagaimana dituduhkan sebagian cendekiawan.

CINTA SANG RASUL

Oleh: Ahmad Tahfif

Leo F. Buscaglia, begitu namanya. Seorang professor pendidikan di University of Southren California, di Amerika. Ia seorang dengan seabreg kegiatan sosial dan ceramah-ceramah tentang pendidikan. Satu tema yang terus menerus dibawanya dalam banyak ceramah, adalah tentang cinta."Manusia tidak jatuh 'ke dalam' cinta, dan tidak juga keluar 'dari cinta'.
Tapi manusia tumbuh dan besar dalam, cinta," begitu katanya dalam sebuah ceramah.
Cinta, di banyak waktu dan peristiwa orang selalu berbeda mengartikannya. Tak ada yang salah, tapi tak ada juga yang benar sempurna penafsirannya. Karena cinta selalu berkembang, ia seperti udara yang mengisi ruang kosong. Cinta juga seperti air yang mengalir ke dataran yang lebih rendah.

Berkorban Adalah Rumus Kemuliaan

Oleh: Robinsah*
Faham materialisme sepertinya telah menjadi ’kangker ganas’ yang tengah mengerogoti pola hidup masyarakat moderen saat ini. Segala sesuatu diukur dengan materi. Kekuatan, kemuliaan, kesenangan, kesuksesan, dan sebagainya, semua diukur dengan materi.
Hasil dari pola pikir macam ini, menyebabkan orang-orang memiliki hasrat tinggi untuk memiliki, menguasai, mengeruk keuntungan pribadi/kelompok, sebesar-besarnya, tanpa harus memikirkan, mempedulikan nasib orang lain. Kasus merebaknya praktek KKN di negeri ini adalah salah satu buah yang dihasilkan dari faham materialisme ini.
Karena ulah faham ini pula, seseorang akan enggan membantu atau pun berkorban untuk orang lain. Kalau pun mereka bisa, maka setidak-tidaknya harus ada imbalan balik yang harus mereka terima sebagai konsekwensi dari pemberian yang mereka salurkan.

Pengorbanan Para Mujahid Becak

Oleh : Ali Rasidin*

Wahai mujahid becak
Engkau adalah pahlawan bagi para penumpangmu
Engkau rela menguras tenaga dan
Menguras keringat

          Engkau tak pernah peduli siapa mereka
          Apapun profesi mereka
          Engkau jamu mereka dengan lapang dada
          Dirimu bagai air yang mengalir ke hilir

Di saat pagi datang menyapa bumi
Engkau gerakkan seluruh organ tubuhmu
Menyusuri sepanjang jalan
Melintasi keheningan pagi
Bertemankan sebuak becak yang kau sayangi

          Engkau rela meninggalkan anak dan istri
          Engkau selalu berusaha memberi yang terbaik bagi mereka
          Engkau ingin anak dan istrimu
          Bisa merasakan sedikit kebahagiaan
          Seperti apa yang dirasakan orang-orang di sekelilingmu

Wahai mujahid becak
Engkau begitu hebat
Engkau begitu sabar
Menghadapi lika-liku kehidupan
Demi mencari sesuap nasi

*) Penulis adalah anggota API (Asosiasi Penulis Islam)

Aku Rindu Ayah


Oleh : Syamsul*


Setiap kulihat pesawat
Ada yang selalu aku ingat
Seorang yang aku sayangi
Seorang yang aku cintai

          Setahuan ayah pergi
          Ke negeri kalimantan
          Untuk mencari rizeki
          Meninggalkan kami di sini

Menyimpan rasa rindu di hati
Oh... oh... oh... ayah
Kapan kau kembali
Untuk berkumpul kembali
Berkumpul bersama keluarga di sini
          Aku merindukanmu ayah

*) Penulis adalah mahasiswa STAIL  Surabaya dan kontributor API

Kejelasan Sebuah Tujuan

Oleh : Jalaluddin*

B
isa berawal dari kertas yang ada dihadapan anda ini, yang sedang anda baca isinya. Atau mungki anda, ketika berada di ruang kelas. Anda bisa merenungkan apa maksud adanya benda-benda itu semua. Jika ingin lebih dari itu, coba anda keluar dari kelas itu dan perhatikan apa saja yang terhampar di hadapan anda. Tataplah langit. Renungkan !
Mengapa semua itu ada ? Apa maksud dari semua itu? Siapa yang meng-adakan itu semua?
Tentunya, kesemua itu ada Penciptanya. Dan Dia pasti mempunyai tujuan yang jelas dalam menciptakan itu semua. Tak lain pastilah Dia Maha Pencipta Allah SWT.
Seperti halnya manusia misalnya; membuat mobil tujuannya supaya untuk mempersingkat jarak tempuh dalam perjalana. Membuat baju untuk terhidar dari kedinginan, membangun rumah untuk berteduh. Terlebih juga, Allah menciptakan langit, bumi serta seisinya, Dia pasti mempunyai sebuah tujuan.

PEMUDA DI MATA INDONESIA

Oleh: Khairul Umam*
 
       Berikut merupakan teks ikrar sumpah pemuda. Mari kita tadabburi bersama. 

SOEMPAH PEMOEDA.
“Kami poetra-poetri indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air indonesia.
Kami poetra-poetri indonesia, menagkoe berbangsa jang satu  bangsa indonesia.
Kami poetra-poetri indonesia menjoenjoeng bahasa persatuan, bahasa indonesia”. 
Djakarta, 28 oktober 1928
 
Seharusnya..
Pada  tanggal 2 Oktober, biasanya  semua elemen masyarakat, baik pemerintah, pejabat, para buruh, apalagi mahasiswa selaku pemuda berbondong-bondong untuk memeperingati peristiwa bersejarah yang menjadi bukti otentik akan lahirnya bangsa Indonesia yaitu hari Sumpah Pemuda. 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Asosiasi Penulis Islam (API) Surabaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger