Lidah adalah Kunci Surga dan Neraka

Oleh: Ali Rasidin*

Segala ucapan dan perkataan yang dijaga maka akan menciptakan nilai-nilai yang mulia di sisi Allah SWT. Namun sering kali kita  jumpai di dalam kehidup ini banyak permasalahan- permasalahan  yang kecil tapi menimbulkan masalah yang besar akibat ulah lidah kita. Namun ini tergantung kepada orang yang mempergunakanya apakah bermakna positif atau bermakna negatif, sehingga  manusia, khususnya  kaum muslimin,  terjerumus  ke dalam jurang kehinaan  di dunia dan akhirat.  padahal di dalam Agama Islam dianjurkan untuk selalu menjaga dan mewaspadai lidahnya, dengan demikian membuat manusia dapat bersikap fatal antar sesama.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, yang berkata, “Ini adalah hadist sahih bahwa Muadz pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang amalan yang dapat memasukan ke dalam Surga dan menjauhkan dari azab Neraka, maka Rasulullah SAW memberitahukan tentang tiang-tiang dan puncaknya. Kemudian beliau bersabda, ‘Wahai, Muazd, maukah aku beritahukan kepadamu tentang kunci perkara tersebut.’ Muazd mejawab, ‘ya, wahai, Rasulullah.’ Kemudian Rasulullah memegang lidahnya. Muazd bertanya, ‘Apakah kami akan disiksa karena  perkataan kami?’ Rasulullah menjawab, ‘Wahai, Muazd. Bukankah kebanyakan manusia dibenamkan wajahnya atau batang hidungnya kedalam api neraka karena perkatanya?’
Dari hadist di atas kita bisa mengambil catatan-catatan kecil sebagai motivasi, dan mengintrospeksi diri kita agar bagaimana kita  bisa menjaga lisan dan hati kita agar tidak selalu mengumbar aib dan menghasut  orang lain. Dan tidaklah pantas seorang muslim saling  mengumbar aib sesama muslim, karena di dalam Agama Islam bahwa umat muslim yang lain adalah bagaikan   sebuah organ tubuh yang apabila salah satu organ  tubuh merasa kesakitan maka yang  lain juga akan  merasakan  rasa sakit itu. Sebagaimana hadist lain Rasulullah SAW beesabda, artinya, “Ada seorang hamba yang berbicara dengan satu kata yang tidak pernah ia sadari, ternyata itu yang menjerumuskan dia kedalam api Neraka, yang dalamnya melebih jauhnya jarak antara timur dan barat.” (HR.muslim)           
Secara tekstual bahwa, ada beberapa penyakit lidah yang betul-betul kita waspada di dalam kehidupan ini,  karena hal demikian yang membuat kita akan terperangkap  ke dalam  api neraka dan tersingkirkan dari nikmatnya Surga, dan manusia tidak menyadari telah melewati batas batasan yang dihalalkan oleh Allah SWT. Yang dikatakan melebihi batas-batas yang dihalalkan Allah itu adalah, antara lain, Pertama, berkata secara berlebih-lebihan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,Tidaklah manusia itu dipanaskan api Neraka melainkan karena lidahnya.” (HR. Tirmizi, Ibnu Majah dan Hakim) Hadist ini menunjukan bahwa mayoritas penyebab utama manusia masuk ke dalam Neraka adalah karena lidahnya.
Kedua, mengucapakn sesuatu yang tidak berguna. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata baik atau diam.” (HR. Bukhori, Muslim, Abu Daud dan Ibnu Majah) Sikap diam akan lebih mendapatkan derajat yang tinggi, karena berbagai kerusakan itu disebabkan oleh lidah kita.
Ketiga, Ghibah (mengunjing). di dalam kehidupan masyarakat banyak kita jumpai perbuatan ghibah yang dilakukan setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, bahkan tidak ketinggalan para kawula muda, padahal perbuatan ghibah adalah perbuatan yang fatal, yang menyebabkan permusuhan di antara kita. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW ketika beliau bertanya kepada para sahabatnya, “Tahukah kamu apa itu Fitnah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Rasulullah menjawab, “Mengada adakan yang tidak ada.” Kemudian Rasulullah ditanya, “Bagaimana jika yang disebut-sebut itu memang benar ada pada dirinya?” Nabi menjawab, “Kalau memang sebenarnya seperti itu maka itu di katakan ghibah, tapi ia menyebar apa-apa yang tidak sebenarnya berarti itu namanya fitnah.” (HR. Bukhori)
      Kempat, Namimah (adu domba). Perbuatan seperti ini yang sering kita ketemui di dalam kehidupan  kita, bahkan sudah menjadi tradisi, seakan bisa diibaratkan bagai makanan pokok. Padahal, telah jelas bahwa mengadu domba itu perbuatan merusak dan dilarang di dalam hukum Agama. Sebagaimana sabda Rasullah saw, “Tidaklah masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR.bukhori muslim)
Dari keempat penyakit  lisan yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW di atas, kita bisa menggaris-bawahi bahwa, betapa pentingnya sesama muslim saling mengintrospeksi diri dan saling menjaga hati dan lisan, agar tidak menimbulkan kedengkian dan permusuhan antara sesama muslim.                

*) Penulis adalah anggota API (Asosiasi Penulis Islam)
Teruskan :

Posting Komentar

Tanggapi atas dasar dari lubuk hati dengan ilmu yang Anda miliki..

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Asosiasi Penulis Islam (API) Surabaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger