Adil Itu Islam


Oleh: weadyend baedruel
“Mengapa hanya laki-laki yang boleh menjadi imam shalat?”
“Mengapa wanita hanya mendapat setengah dari bagian laki-laki dalam hak warisan? Ini semua tidak adil!”

Begitu kira-kira keluhan dan protes kelompok liberal terhadap islam. Padahal kata adil adalah istilah khas yang terdapat dalam Al Qur’an dan Hadits. Salah satu contohnya adalah sebagai berikut;
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS An-Nahl, 16;90)
Dalam sebuah tafsir di jelaskan secara ringkas makna adil dalam ayat ini, yaitu;
Menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah, membenarkan yang benar, mengembalikan hak kepada yang empunya, jangan berlaku zalim dan aniaya. Lawan dari adil adalah zalim, yaitu memungkiri kebenaran karena hendak mencari keuntungan bagi diri sendiri, mempertahankan perbuatan yang salah, sebab yang bersalah itu adalah kawan atau keluarga sendiri. Maka selama keadilan itu masih terdapat dalam masyarakat, pergaulan hidup manusia, maka selama itu itu pula pergaulan akan aman sentosa, timbul amanat dan saling mempercayai.
Singkatnya, adil adalah meletakkan sesuatu sesuai tempatnya. Bukan sama rata sama rasa. Bahkan “sama” bisa jadi tidak adil. Contohnya: memberika cangkul kepada petani dan montir dalam memberikan hal yang ”sama” tetapi tidak adil. Contoh lain, pabrik Honda memproduksi motor dengan berbagai variasi.  Dari motor bebek dengan cc kecil hingga motor sport yang bisa dipakai dalam grand prix (GP) dengan cc yang besar. Jika motor bebek dan motor sport tadi diberikan ban yang berukuran yang sama, tentu akan kacau. Atau motor sport diberikan ban motor bebek, sementera motor bebek di berikan ban motor sport. Bisa dibayangkan akibatnya. Motor tak akan pernah jalan normal atau bahkan tidak berjalan sama sekali.
Jadi, perbedaan tidak selamanya otomatis berlaku tidak adil dalam kasus tertentu, seperti motor tadi, perbedaan merupakan keniscayaan. Jika di hilangkan, tidak ada keadilan. Untuk memberikan sparepart yang berbeda pada produknya, pihak honda tentunya tidak sembarangan. Ada kajian secara teliti dengan berbagai pertimbangan.
Sama halnya dengan perbedaan antara laki-laki dengan wanita. Perbedaan dalam peran-khususnya  yang sudah menjadi kodrat-bukan berarti berlaku tidak adil kepada satu pihak.
Dalam islam, tingginya peran seorang dimasyrakat bukan secara otomatis menunjukan kemuliaan seseoang di hadapan Allah adalah berdasarkan takwa. Semua itu sudah diraih oleh siapa pun tanpa memandang jenis kelamin dan peran yang di jalankannya. Bisa jadi seorang makmum lebih mulia dibanding imamnya asalkan si makmum lebih bertakwa. Seorang istri juga bisa lebih mulia dibanding suami  bila ia lebih bertakwa
*Penulis adalah Mahasiswa STAIL jurusan Dakwah dan Aktifis LDK STAIL Surabaya.

Teruskan :

Posting Komentar

Tanggapi atas dasar dari lubuk hati dengan ilmu yang Anda miliki..

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Asosiasi Penulis Islam (API) Surabaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger