Oleh:*M. Arifuddin
aku
ikhwan yang melankolis
terlahir
dari keluarga yang agamis.
aku
pantang menangis!
hanya
karna cintaku ditolak seorang gadis,
apalagi
hanya teriris dengan silet yang tipis.
aku
ikhwan yang melancolis
Aku
akan menangis!
ketika
para mujahid diberondong rudal-rudal 'iblis'.
aku
akan menangis!
ketika
para guru-dikawal polisi-laksana teroris.
aku
akan menangis!
ketika
para ulama, orang-orang sholeh, dipenjara karena dituduh teroris.
aku
ikhwan yang melankolis
aku
takkan menangis!
apalagi
sampai mengemis-gemis,
kepada
para pejabat yang buncit-berkumis
aku
akan menangis!
ketika
melihat pengemis berkudis,
mengais-ngais
tempat sampah berbau amis.
demi
sesuap makanan amis, tuk mengganjal perul yang perih-pedis lagi kempis.
alangkah
miris!
padahal
negriku adalah negri agraris,
minyak,
batu bara, hutan, gas, bahkan emas.
ada
di negriku, tapi kenapa masih kerisis?...
aku
ikwan yang melankolis
suka
bebaju gamis serta berjenggot tipis.
aku
takkan pesimis!
ketika
orang-orang memandangku sinis,
apalagi
sampai berkata "kamu teroris!."
karna
pedomanku al-qur'an dan hadits.
dan
aku selalu optimis!
walau
jalan pejuangan berkelok-kelok seperti keris.
aku
ikhwan yang melankolis
aku
akan menangis!
jika
melihat ABG, bahkan ibu-ibu mengidolakan selebritis
seperti:
justin, suju, cerrybelle dan agnes.
aku
akan menangis!
jika
para pemuda rela, ngantri berbaris-baris,
tuk
menyaksikan konser para artis.
dan
alangkah miris!
ketika
ditanya, 'siapa nama sahabat nabi', seperti : Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali,
mereka
hanya mengeryitkan kening seraya nyegir-meringis.
aku
ikhwan yang melankolis
mencoba
berda'wah lewat karya tulis.
meski
tak sistematis
semoga
bermanfaat buat masyarakat metropolis
yang
terjangkit virus matrealis.
*)
Penulis adalah anggota API (Asosiasi Penulis Islam) Surabaya
Tinggal
di catatanhikmah16.blogspot.com
Posting Komentar
Tanggapi atas dasar dari lubuk hati dengan ilmu yang Anda miliki..