Oleh : *Yahya Ghulam Nasrullah
Dalam
beberapa tahun terakhir ini, banyak sekali isu dan kabar yang sedikit beraroma
“provokatif” tentang dua bangsa tetangga yakni Indonesia dan Malaysia. Dua
bangsa yang dulunya mempunyai sejarah dan ikatan kuat, kini seakan saling memandang
“picik” satu sama lain. Aroma keteganganpun terus terasa.
Banyak
sekali isu dan hal-hal lain yang akhirnya menimbulkan aroma tak sedap pada dua
bangsa serumpun ini, mulai dari hal kecil seperti persaingan kartun Upin-Ipin
dan Unyil, persaiangan yang selalu penuh emosi dan ambisi jika kita melihat tim
sepakbola keduanya sedang berkancah di kejuaran internasional, sampai hal-hal
besar lainnya seperti perebutan batas Negara dan kepemilikan sebuah pulau serta
beberapa kisah klaim mengenai budaya. Bahkan yang terbaru mengenai statement
sorang mantan menteri Malaysia yang menyinggung pesiden ke-3, B.J Habibie yang
mengatakan bahwa B.J Habibie adalah seorang penghianat bangsa. Sehingga semua
ini terus menghasilkan ketengangan
diantara keduanya.
Lalu,
layakkah ini semua terjadi ? siapa sebenarnya yang menjadi pemulai terpicunya
masalah ini ? atau kah ada pihak lain yang sengaja menginginkan semua ini
terjadi ?.
Sejatinya
untuk mencari jawaban atas pertanyaan di atas, niscaya kita akan sangat sulit
untuk mendapat kebenaran yang sesungguhnya atas jawaban tersebut. Namun
beberapa tokoh berpendapat bahwa seharusnya konflik di antara kedua bangsa ini
tidaklah harus terjadi, mereka berkesimpulan bahwasannya Indonesia dan Malaysia
adalah cikal bakal bangkitnya kekuatan Islam di masa yang akan datang,
Prof.
Dr. H Imam Bawani, MA (guru besar IAIN Sunan Ampel) memberikan sebuah
statementnya terkait masalah kedua bangsa ini saat menjadi pemateri pada acara
stadium general di STAI Luqman al-Hakim Surabaya (24/09/2012), “Islam nantinya
akan bangkit di Indonesia dan Malaysia, tapi musuh-musuh Islam sadar akan hal
itu, sehingga sekarang kita terus dicekoki opini-opini untuk terus menumbuhkan
rasa benci, sehingga nantinya Islam akan terus jatuh dan kalah”
Hal
senada juga disampaikan Ust. Cholis akbar (Redaktur situs www.Hidayatullah.com)
pada saat berbincang-bincang dengan penulis, “memang ada pihak yang tidak
senang jika kedua bangsa itu bersatu, untuk itu kami (www.Hidayatullah.com,
red) terus berupaya untuk menyebarkan opini persatuan kedua bangsa lewat media
kami” jelas beliau.
Sekarang
kita sebagai pelaku (karena kita termasuk bagian dari salah satu bangsa
tersebut) atas masalah ini, apa yang seharusnya kita lakukan, dan apa sejatinya
yang kita inginkan ? damai dan bersatu, tuk menjadi satu kekuatan yang solid,
atau malah ikut “termakan” oleh opini-opini saat ini yang akhirnya ikut andil
dalam menyebarkan rasa “benci “ ini. Padahal Allah swt menegaskan dalam
firman-Nya Q.S Ali-imran : 103 “Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah
Mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan
(ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah Menyelamatkan kamu
dari sana. Demikianlah, Allah Menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu
mendapat petunjuk. []
*)Penulis adalah Mahasiswa STAIL semester 3
Posting Komentar
Tanggapi atas dasar dari lubuk hati dengan ilmu yang Anda miliki..