Pemimpin adalah pemegang kendali dari
seluruh zona yang dipimpinnya untuk memakmurkan masyarakat baik dari segi
ekonomi, social, agama, politik, maupun kemasyarakatan. Indonesia salah satunya
negara yang mayoritas muslim yang sejak awal kemerdekaan dipimpin oleh seorang
presiden yang muslim pula. Bagaimana tidak, merdekanya Indonesia dikarenakan
lantunan takbir oleh para pahlawan bangsa ini. Maka, seyogyanya bangsa ini
harus berterima kasih kepada para pahlawan atas prestasi kemerdekaan itu.
Berterima kasih dengan cara menghormati
dan menjaga martabat seluruh umat muslim dari sabang sampai merauke.
Namun di era rezim kali ini berbeda dan tidak sesuai dengan
yang diharapkan oleh para pahwan kita dan kita sebagai umat islam khususnya.
Bagaimana tidak? Diakui atau tidak, sejak Presiden Jokowi menjabat, banyak
kasus yang melukai hati umat Islam. Sebagiannya melibatkan instansi
pemerintahan, sebagian lainnya dinilai menandakan kurang tegasnya pemerintah
dalam melindungi hak-hak umat Islam. Berikut ini 11 kasus yang melukai umat
Islam di era pemerintahan Jokowi:
1. Tari Bali di atas Sajadah
Kasus ini baru saja terjadi. Pada saat menyambut HUT Kemenag
ke-70 di Jakarta, Ahad (3/1/2016), salah satu acara yang digelar adalah tari-tarian.
Yang menjadi masalah, tari-tarian itu diperagakan di atas karpet bermotif
masjid alias sajadah.
Menteri Agama Lukman H Saifuddin kemudian meminta maaf atas
“insiden” itu. Panitia HAB ke-70 Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta
juga meminta maaf sambil menjelaskan bahwa penggunaan sajadah sebagai alas tari
hal itu bukan kesengajaan.
2. Terompet dari sampul Al Quran
Menjelang tahun baru 2016, masyarakat dikejutkan dengan
temuan terompet dari sampul Quran.
Sebagian pihak mencoba menjelaskan bahwa hal itu bukanlah
kesengajaan, namun ternyata polisi berhasil menemukan 2,3 ton sampul Al Quran
yang hendak dijadikan terompet.
3. Adzan iringi lagu Kristen saat natal bersama
Dalam perayaan Natal Bersama Nasional yang digelar di rumah
Gubernur NTT, Kupang pada Senin (28/12/2015) lalu, dikumandangkan adzan untuk
mengiringi lagu rohani Kristen berjudul Ave Maria.
Sontak hal itu menuai protes umat Islam. Imam Masjid
Istiqlal KH Ali Mustofa Yakub mengecam dikumandangkannya adzan untuk mengiringi
lagu rohani Kristen tersebut. Ia menegaskan, hal itu merupakan campur aduk
antara perkara yang haq (benar) dan batil (salah) dalam agama.
4. Mahasiswa Islam ikut Natal bersama di Gereja
Kasus ini terjadi pada Kamis 24 Desember 2015. Kurang lebih
14 mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menghadiri ibadah Malam Natal di
Gereja Kristen Jawa (GKJ) Margoyudan, Solo. Di antara mahasiswa itu ada yang
mengenakan hijab.
Menurut Sekretaris umum GKJ Margoyudan Winantyo Atmojo DJ
mahasiswa-mahasiswa itu binaan Pendeta Wahyu Nugroho.
Namun menurut UIN Sunan Kalijaga, para mahasiswa itu sedang
melakukan observasi lapangan tentang prosesi Natal sebagai bagian dari proses
akademis-ilmiah.
5. Bacaan Quran Langgam Jawa di Istana Negara
Istana Negara menggelar peringatan Isra’ Mi’raj pada Juma’t
(15/5/2015) lalu. Acara tersebut dihadiri oleh Presiden Jokowi dan ibu negara
serta pejabat tinggi negara baik dari kalangan eksekutif maupun legislative.
Sejak dimulai, banyak kesalahan dalam acara tersebut. Mulai
dari MC salah sebut acara, salah sebut tahun hijiryah, hingga salah sebut
tanggal. Yang paling menjadi sorotan adalah qiraah dengan langgam Jawa yang
dibawakan oleh M. Yaser Arafat.
6. Masjid Tolikara Dibakar, Umat Islam Disalahkan
Umat Islam di Indonesia berduka pada Idul Fitri 1436.
Pasalnya, dalam suasana shalat Idul Fitri yang seharusnya pernuh khidmat,
masjid Tolikara dibakar oleh massa GIDI.
Yang membuat banyak umat Islam terluka, sesaat setelah
masjid terbakar, Wakil Presiden Jusuf Kalla berkomentar bahwa akar masalah
pembakaran masjid dikarenakan penggunaan speaker yang dinilai menganggu umat
beragama lainnya. Namun setelah diprotes banyak pihak, JK meralat pernyataan
tersebut.
7. Pihak Pembakar Masjid Tolikara Diundang Makan ke Istana
Hal lain yang melukai umat Islam dalam kasus pembakaran
Masjid Tolikara adalah, GIDI diundang makan malam ke istana negara. Padahal
diketahui, massa GIDI adalah pelaku kerusuhan yang mengakibatkan terbakarnya
masjid Tolikara.
8. GIDI mengancam umat Islam
Masih tentang GIDI, mereka sempat mengancam shalat Idul Adha
tidak dijamin aman jika tersangka kerusuhan Tolikara tidak dibebaskan.
Untungnya, polisi tidak takut dengan ancaman itu dan Idul Adha tetap berjalan
dengan aman.
9. JK Bentuk Tim Pemantau Kaset
Pengajian
Jusuf Kalla merencanakan membentuk tim pemantau kaset
pengajian yang diputar di masjid-masjid. Tentu hal ini melukai umat Islam dan
diprotes banyak pihak, termasuk oleh PBNU.
10. Larangan Doa di Sekolah
Sempat bergulir isu bahwa Kementerian Pendidikan akan
mengevaluasi doa bersama di sekolah yang selama ini banyak memakai cara Islam.
Namun setelah diprotes banyak pihak, isu itu pun tidak berlanjut.
11.
Penghapusan Situs-Situs Islam
Dipertengahan tahun lalu seluruh
umat islam dikagetkan dengan berbagai situs islam yang diblokir oleh Menkominfo
termasuk situs kita Hidayatullah.com. hal ini sangat melukai hati umat islam
karena dengan situs-situs itulah dakwah islam terus berdiri tegak diatas pundak
bangsa ini.
Semoga
di era rezim ini, kita terhindar dari berbagai macam fitnah, gangguan dan mara
bahaya. Dan semoga Allah senantiasa melindungi kita dari musuh-musuh baik yang
bermain didalam selimut maupun yang menyatakan secara nyata, yang tidak ingin islam berjaya di Negara ini.
Teruslah berdakwah, Teruslah berjuang, Takbir…Allahu Akbar…!!!
Oleh : Mr. Saefull Yusuf
Posting Komentar
Tanggapi atas dasar dari lubuk hati dengan ilmu yang Anda miliki..