DAKWAH DAN MIMBAR


Oleh:*"M. Idris"
 
    Banyak cara kita untuk berdakwah, bisa secara langsung dan bisa pula secara tidak langsung. Misalnya dakwah yang secara langsung ialah kita langsung bertatap muka dengan para audiens, sedangkan yang tidak secara langsung ialah melalui media elektronik. Salah satu dari fasilitas media elektronik ialah jejaringan social seperti: Facebook, Twitter, Blogger, Email, dll.

Pernah suatu saat saya menulis atau mengupdate status di jejaringan social (facebook). Saya menulis status yang sedikit mengandung ajaran dakwah islam. Karena status saya mengandung ajaran dakwah, akhirnya saya mendapatkan komentar dari salah satu temen di facebook saya yang sedikit menggugah hati saya. Entah dia srius, becanda, atau bahkan hanya iseng-iseng saja? Memang tidak begitu panjang komentar yang dia kirimkan ke saya hanya beberapa kata yaitu “wahhh,,,,,udah jadi Ust nieh, kapan nieh naik mimbar,,,??” kurang lebih seperti itulah komentar yang dia tujukan kepada saya. Setelah saya membaca komentarnya akhirnya saya berfikir dan bertanya dalam hati “Apakah dakwah itu harus selalu di atas mimbar?” Pertanyaan inilah yang akhirnya membawa saya untuk menulis artikel ini.
Mengingat apa yang telah rasulullah saw katakan dalam sabdanya, yaitu:
بَلِّغُوْا عَنيِّ وَلَوْ آيَةٍ
Sampaikanlah dariku walau satu ayat
Rasulullah saw memerintahkan kepada umatnya untuk menyampaikan darinya walau satu ayat pun. Dan rasulullah tidak mengkhususkan kepada umatnya untuk melakukan dakwah hanya melalui mimbar. Memang zaman sekarang mayoritas umat manusia selalu menganggap “dakwah itu harus di mimbar, dan apa yang di sampaikan di mimbar adalah dakwah” itulah ungkapan dari mayoritas umat manusia.
Jika kita mencermati apa yang telah di sabdakan rasulullah di atas, secara esensinya dakwah itu bisa di lakukan kapan dan dimana saja selama diri kita mampu untuk menyampaikan syiar islam.  Dalam hal ini banyak orang mengatakan “ah,, sayakan engga mampu, kan yang di anjurkan hanya bagi orang yang mampu” jika kita berfikir lebih jauh, kata tidak mampu tidak seharusnya keluar dari mulut manusia, kenapa? Karena manusia adalah sebaik-baik makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dari ciptaan makhluk yang lainnya.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kalian sebuah umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali ‘Ilmran 104)
Ayat di atas sangat jelas mengajak kita untuk menyampaikan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Jadi, dimanapun kita melihat kemungkaran maka sudah seharusnya kita mencegahnya. Sebagaimana dalam sabda rasulullah saw, yang artinya:
“Dari Abu Sa’id AlKhudri r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, jika kamu tidak mampu maka cegahlah dengan lisanmu dan jika kamu tidak mampu juga maka cegahlah dengan hati. Dan itulah selemah-lemahnya iman.”  (Diriwayatkan oleh Imam Muslim).
Kemampuan dan Keberanian
Melihat dari banyaknya kalangan umat manusia yang pengetahuan terhadap agamanya masih begitu kurang, sudah seharusnya kita sebagai aktifis dakwah atau lebih kerennya lagi sebagai calon da’i, untuk mengajarkan lebih dalam akan agama yang sesungguhnya. Sebelum semua itu kita lakukan alangkah baiknya jika kita menanamkan lebih dalam lagi pada diri kita akan  pemahaman tentang agama islam itu sendiri. Kemudian, untuk memudahkan kita dalam menyiarkan dakwah tersebut, kita harus memiliki rasa kemampuan, keberanian bahkan kepercayaan diri kita. Agar dimanapun dan kapanpun kita berada, jika kita memiliki ke tiga hal tersebut (kemampuan, keberanian, dan kepercayaan diri), kita tidak ragu dan sungkan atau bahkan malu untuk menyampaikan kebenaran (dakwah) tersebut.
Setelah pemahaman yang mencukupi, maka ketiga hal tersebutlah yang harus kita miliki pada diri kita sebagai bekal kita dalam berdakwah.
*) Penulis Adalah Aggota API (Asosiasi Penulis Islam)

Teruskan :

Posting Komentar

Tanggapi atas dasar dari lubuk hati dengan ilmu yang Anda miliki..

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Asosiasi Penulis Islam (API) Surabaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger