BOLA VS QIYAMUL LAIL


Oleh:*Edy Kurniawan

Qiyamullail adalah sarana berkomunikasi seorang hamba dengan Rabbnya. Sang hamba merasa lezat di kala munajat dengan Penciptanya. Ia berdoa, beristighfar, bertasbih, dan memuji Sang Pencipta yakni Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesuai dengan janjinya, Allah akan mencintai hambaNya yang mendekat kepadaNya. Jika Allah swt mencintai seorang hamba, maka Ia akan mempermudah semua aspek kehidupan hambaNy serta memberi berkah atas semua aktivitas mereka, baik aktivitas di bidang dakwah, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, maupun politik. Jika seorang hamba dekat dengan Rabbnya, maka akan diampuni dosanya, dihormati oleh sesama, dan menjadi penghuni surga yang disediakan untuknya.

Salah satu dari kebiasaan orang-orang sholeh yang tak pernah dilupakan adalah "Qiyamul Lail", yakni bangun di tengah malam untuk melaksanakan ibadah sholat tahajjud. Di malam tersebut hamba-hamba Allah bisa sepuasnya bermunajat atau mengadukan segala persoalan yang ia punya kepada-Nya. Bahkan mereka rela berjam-jam untuk meletakkan dahi mereka di bumi yang mereka sujudi serta menengadahkan kedua tangan mereka. Bahkan, air mata mereka tumpah bak hujan yang mengguyur bumi acap kali mereka bermunajat kepada-Nya.
Umar bin Dzar pernah berkata: "ketika para ahli ibadah melihat malam telah menyergap, mereka memandang para “ahli” telah menuju tempat tidur mereka, lalu menikmati pembaringan dalam tidurnya, maka mereka (para ahli ibadah) justru bangkit menghadap kepada Allah SWT dengan suka cinta dan riang gembira dengan ibadah yang baik di penghujung malam dan tahajjud yang panjang". Beliau juga menambahkan, orang yang merugi adalah orang yang kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kebaikan malam dan siang, dan orang yang melarat adalah orang yang terhalang dari kebaikan malam dan siang".
Seorang muslim yang terus menerus mengerjakan qiyamullail, pasti dicintai dan dekat dengan Allah swt. Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita, seraya bersabda:

مَنْ اسْتَيْقَظَ مِنْ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيعًا كُتِبَا مِنْ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ

            “Barangsiapa yang bangun malam dan membangunkan istrinya kemudian mereka berdua melaksanakan shalat dua rakaat secara bersama, maka mereka berdua akan digolongkan ke dalam lelaki-lelaki dan wanita-wanita yang banyak berzikir kepada Allah.” (HR. Abu Daud no. 1309, Ibnu Majah no. 1335, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Al-Misykah: 1/390)
            Orang yang shalat kala orang lain lelap tertidur, diganjar dengan masuk surga. Kabar ini sampai kepada kita dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abdullah bin Salam dari Nabi saw., beliau bersabda, “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan shalat malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat.”
 Kelebihan Shalat Qiyamul lail
·                     Solat Paling Afdhal Setelah Solat Fardhu
“Solat yang paling afdhal setelah solat wajib adalah qiyamullail (tahajjud).” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
·                     Waktu Mustajabnya Doa
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya dari sebahagian malam itu ada satu waktu yang tidak menyamai kebaikannya bagi seorang muslim untuk memohonkan sesuatu yang baik kepada Allah Ta’ala, melainkan Allah pasti akan mengabulkannya. Demikian itu ada pada setiap malam.” (HR Muslim)
·                     Lebih Baik Dari Dunia dan Seisinya
Dua raka’at yang dilakukan oleh seorang hamba di tengah malam itu adalah lebih baik baginya daripada dunia ini serta seluruh isinya. (HR Adam bin Abu Iyas)
·                     Meningkatkan Darjat Di sisi Allah
“Dan pada sebahagian malam hari, sembahyang tahajudlah kamu sebagai satu ibadat tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat terpuji.” – (Surah al-Isra, ayat 79).
Dari Abu Hurairah r.a., sabda Rasulullah lagi bermaksud: “Allah mengasihi seorang lelaki yang bangun tengah malam lalu dia mengerjakan sembahyang dan membangunkan isterinya untuk turut sama bersembahyang.
Kalau isterinya enggan, beliau akan memercikkan air ke mukanya. Dan Allah mengasihi seorang wanita yang bangun tengah malam untuk mengerjakan sembahyang lalu dia membangunkan suaminya untuk turut yang sama. Kalau suaminya enggan, beliau akan memercikkan air ke mukanya.” (HR Abu Daud dengan isnad yang sahih)
·                     Ibadah Ahli Syurga
Firman Allah lagi dalam surah as Sajdah, ayat ke-16 dan 17 bermaksud:“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, bahkan mereka menafkahkan sebahagian daripada rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”
Orang-orang yang bertaqwa itu sedikit sekali tidurnya di waktu malam. Di waktu menjelang fajar pagi, mereka itu berdoa memohonkan pengampunan dan dari sebahagian hartanya dijadikan hak yang diberikan pada yang meminta dan yang kekurangan.” [Surah Az-Dzaariyaat: 17-19]
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam: “Hendaklah kamu semua menetapi solat malam, sebab yang demikian itu adalah perilaku orang-orang yang soleh sebelum kamu.” (HR Tirmidzi)
Secara fisik dan naluri, bangun di tengah malam untuk mengambil air wudhu' serta melaksanakan sholat memang terbilang berat dan cukup melelahkan. Namun, jika kita mau memperhatikan kata-kata:

"الاجر بقدر تعب"
 "besar kecilnya pahala seseorang itu tergantung dari jeri payahnya dalam mencari pahala tersebut".
            Maka segenap rasa lelah, malas, berat, akan lenyap dengan sendirinya. Sebagaimana  orang-orang sholeh melakukan amaliyah-amaliyah tersebut. Nilai iman ketaqwaan di sini menjadi barometer atau tolak ukur seseorang untuk bisa melakukan ibadah-ibadah yang dinilainya berat seperti sholat tahajjud tadi.
Ironi jika melihat realita pada saat ini. Saat ada kompetisi atau ajang sepak bola ditayangkan, baik itu piala dunia atau pertandingan liga domestik de el el. Kita rela, bahkan sanggup berjam-jam menghabiskan waktu di depan televisi hanya karena jagoan-jagoan kita bertanding. Meskipun pertandingannya baru diputar dini hari, tapi dalam rangka antisipasi supaya tidak ketinggalan, kita kuat dan sangat ikhlas mengajak ke dua mata kita untuk melotot atau tidak tidur sampai sepak bola tersebut usai.
            Sadar atau tidak, kebanyakan orang yang sudah terlanjur "demam" sepak bola atau istilah kerennya GIBOL (gila bola), maka pertandingan yang ditayangkan live tengah malam tersebut mampu atau kuat kita saksikan. Nah, pertanyannnya sekarang, jika dalam urusan sepak bola yang efeknya hanya memperoleh kesenangan dan kepuasan semata bisa kita lakukan, mengapa dalam urusan ibadah (khusunya sholat tahajjud) yang nilai positifnya jauh lebih banyak kita peroleh ketimbang sepak bola di atas sulit untuk kita amalkan atau kita kerjakan dalam realitas-nya? Mana janji kita sebagai orang yang mengaku sebagai orang islam? Dan apakah kita juga tidak tergiur oleh janji Allah yang begitu besar, terhadap seseorang yang bisa atau mau melakukan sholat malam?
“Hai sekalian manusia, ratakanlah salam, berikanlah makanan, bersolatlah di waktu malam sedang para manusia sedang tidur, maka engkau semua akan dapat memasuki syurga dengan selamat.” (HR Tirmidzi).
            Pada dasarnya memang nafsu dalam diri kita tidak bisa dihilangkan, kita hanya bisa menyetir dan mengarahkannya. Jika upaya ini tidak dilakukan, maka kita akan menjadi seperti yang dikatakan banyak orang yakni budak hawa nafsu. Nah, untuk bisa melaksanakan sholat malam, nafsu yang kita miliki jangan terlalu sering dimanjakan. Ironisnya, malam yang banyak menyimpan keberkahan itu lewat begitu saja tanpa kita isi dengan nilai-nilai amaliyah kepada Allah SWT. Jika demikian, maka rugilah kita dalam mencari "Maqomman Mahmudah" yang dijanjikan Allah SWT pada malam-Nya. Namun, apabila kita bisa memanfaatkannya, buah dari sholat tahajjud itu akan memberi kebaikan pada semua aktivitas yang hendak kita lakukan. Percaya atau tidak, hanya kita-lah yang bisa membuktikan dan merasakannya.
Amalkanlah shalat Qiyamul lail
Marilah kita amalkan qiyamul lail dengan tepat, ikhlas dan khusyuk setiap hari. Bagi yang tidak mampu setiap hari maka lakukanlah secara step by step (perlahan-lahan). Allah akan melihat niat ikhlas kita, dengannya kita akan mendapatkan kemuliaan disisi Allah.
Teruskan :

Posting Komentar

Tanggapi atas dasar dari lubuk hati dengan ilmu yang Anda miliki..

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Asosiasi Penulis Islam (API) Surabaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger