Oleh: "Miftahuddin"
Islam
adalah merupakan agama yang paling sempurnah dan satu-satunya agama yang
diridhoi oleh Allah SWT baik dari segi tata cara beribadah dan juga beramal
dalam keseharian. Selaln itu tidak ada agama yang benar, melainkan semua adalah
batil. Firman Allah:
“
Sesungguhnya agama yang paling benar di sisi Allah adalah Islam”.
Namun
apakah jadinya jika sekiranya umat Islam itu sendiri mengakui kebenaran agama
Nasrani/Kristen yang sudah jelah-jelas salah di mata Allah.?
Ketahuilah!
Sejarah Natal
Perlu
bagi setiap Muslim untuk mengetahui tentang sejarah dari natal tersebut, agar umat Islam tersebut tidak
sampai melunturkan akidah dan keimanan mereka hanya karna sebuah ucapan
selamat. Yang demikian itu tidak seharusnya dilakukan oleh umat Islam kepada
umat Kristen. Karena itu sama halnya pengakuan kita kepada mereka akan
kebenaran agama yang dianutnya.
Berikut
ini kami akan menyampaikan sejarah singkat munculnya perayaan natal tersebut.
Dikisahkan dalam Kitab Perjanjian Lama yang dikutib dalam Kitab Perjanjian Baru
Injil Santo Lukas dan Santo Matius. Menurut Lukas, bahwa di kota Betlehem muncul seorang malaikat yang
datang dan mengabarkan kepada pengembala bahwa Yesus (Isa AS) telah lahir.
Begitu juga dalam Matius manceritakan bagaiman orang-orang bijak, yang disebut
para majus, mengikuti bintang terang yang menunjukan mereka dimana Yesus
berada.
Catatan pertama peringatan Hari
Natal adalah tahun 336 Sesudah Masehi pada kalender
Romawi kuno, yaitu pada tanggal 25 Desember. Perayaan ini kemungkinan besar
dipengaruhi oleh perayaan orang kafir (bukan Kristen) pada saat itu. Sebagai bagian dari
perayaan tersebut, masyarakat
menyiapkan makanan khusus, menghiasi rumah
mereka dengan daun-daunan hijau, menyanyi bersama
dan tukar-menukar hadiah. Kebiasaan-kebiasaan itu
lama-kelamaan menjadi bagian dari perayaan Natal. Pada akhir tahun 300-an Masehi agama
Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi.
Di tahun
1100
Natal telah menjadi perayaan keagamaan terpenting di Eropa,
di banyak negara-negara di Eropa dengan Santo Nikolas sebagai lambang usaha
untuk saling memberi. Hari Natal semakin tenar hingga masa Reformasi, suatu gerakan keagamaan pada
tahun 1500-an . Gerakan ini melahirkan agama Protestan. Pada masa Reformasi, banyak
orang Kristen yang mulai menyebut Hari Natal sebagai hari raya kafir karena
mengikutsertakan kebiasaan tanpa dasar keagamaan yang sah. Pada tahun 1600-an, karena adanya perasaan tidak enak
itu, Natal dilarang di Inggris dan banyak
koloni Inggris di Amerika. Namun,
masyarakat tetap meneruskan kebiasaan tukar-menukar kado dan tak lama kemudian
kembali kepada kebiasaan semula.
Pada tahun 1800-an, ada dua kebiasaan baru yang
dilakukan pada Hari Natal, yaitu menghias pohon Natal dan mengirimkan kartu kepada
sanak saudara dan teman-teman. Di Amerika Serikat, Santa Claus (Sinterklas) menggantikan Santo
Nikolas sebagai lambang usaha untuk saling memberi. Namun sangat disayangkan,
saat ini terkadang juga masih banyak dari kita, umat Islam yang tidak sadar
bahwa hukum mengucapkan “Selamat” kepada umat nasrani yang melaksanakan hari
besar mereka adalah haram. Dengan begitu tersebut tanpa kita sadari, kita telah
mengakui bahwa tidak hanya agama Islam yang satu-satunya benar di sisi Allah,
akan tetapi juga agama Nasrani.
Yang mana hal ini sangat
bertentangan dengan akidah umat islam yang mayakini bahwa agama yang diridhoi
oleh Allah dan yang benar adalah agama Islam.
Jangan
Ucapkan Selamat!
Umat nasrani bukanlah umat yang
bodoh. Bahkan bisa dikatakan mereka adalah orang yang cerdas dan pintar dalam
hal bagaimana menyusun strategi untuk menyesatkan umat Islam atau bahkan
mengajak umat Islam untuk meninggalkan agama Islam dan ikut memeluk agama
mereka. Firman Allah:
“ Tidak akan ridho orang-orang
sehingga kalian mengikuti millah (agama)
mereka”
Namun bagi mereka, umat Islam
tidak perlu sampai pada masuk ke dalam agama mereka, akan tetapi cukuplah umat
Islam itu mengakui bahwa agama Kristen/Nasrani juga benar. Tetapi hal itu tidak
disadari oleh umat Islam, yaitu dengan cara bagaimana agar umat Islam juga
turut dalam mengucapkan “Selamat” kepada mereka disaat mereka merayakan
perayaan Natal dan hari-hari besar mereka.
Sehingga, pada saat itulah
dinyatakan bahwa seorang Muslim telah kafir dan
musyrik kepada Allah swt.
Sabda rasulullah: “Barang
siapa menyerupai suatu kaum, maka Ia termasuk golongan mereka.”
Oleh karena itu, maka janganlah
sekali-kali kita mengucapkan selamat atau semisalnya kepada mereka yang
melakasanakan Natal. Jika sekiranya kita tidak ingin dinyatakan musyrik oleh
Allah SWT.
*)
Penuli adalah anggota API (Asosiasi Penulis Islam)
Posting Komentar
Tanggapi atas dasar dari lubuk hati dengan ilmu yang Anda miliki..