Peristiwa G30S/PKI, Memaafkan Tapi Tidak Melupakan


Oleh: Muhammad Iqra'
Masih ingatkah kita akan peristiwa pembunuhan tragis Tujuh anggota TNI AD pertama Indonesia beserta korban-korban gerakan G30 S/PKI yang dibuang di Lubang buaya, Jakarta Timur? Yakni, Peristiwa gerakan 30 September yang selamanya akan dikenang sebagai sejarah kelam bangsa indonesia.
Akibat gerakan tersebut sebanyak enam jendral dan satu perwira pertama TNI Angkatan Darat tewas mengenaskan, ketujuh anggota TNI AD tersebut ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada 3 Oktober, 47 tahun silam.

Hingga sekarang sejarah kelam itu masih hangat dibicarakan, bahkan mampu membuat telinga masyarakat Indonesia panas mendengar akan hadirnya kembali gerakan G30S/PKI lewat cara-cara lain yang lebih 'halus'.
Menyikapi hal ini, Ormas dan Tokoh masyarakat mengampanyekan akan penolakan hadirnya gerakan PKI kembali. Bahkan 1000 Anggota Banser NU bersumpah akan menumpas gerakan yang disinyalir adalah PKI. Tidak hanya Banser NU bahkan sebagian Mahasiswa dan Tokoh masyarakat menyuarakan untuk juga menuntas habis generasi PKI.
Yang juga menjadi pembahasan hangat dalam persoalan ini adalah, siapa yang disalahkan dan siapa yang berhak minta maaf? Hal ini menyeruak ketika Presiden Jokowi berencana akan melakukan rekonsiliasi Nasional terhadap kejahatan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) tingkat tinggi. Walaupun pada akhirnya Presiden menegaskan bahwa tidak ada sama sekali niatan untuk meminta maaf terhadap keluarga PKI.
Dalam hal ini, kita sebagai generasi bangsa sejatinya harus mampu menyikapi polemik tentang PKI dengan bijak. Baiknya kita memang harus berbesar hati untuk memaafkan kejadian kelam tahun 1965 silam tersebut. Walaupun di saat bersamaan kita juga harus awas dengan berbagai upaya yang mencoba membangkitkan kembali ideologi komunis di negeri Pancasila kita.
Akan tetapi, terus menyimpan dendam bukanlah sesuatu yang baik. Kesalahan sejarah boleh kita maafkan, tetapi kewaspadaan tetap dijaga. Dan memaafkan bukan berarti melupakan.
tak perlu membahas hal ini sebab masa lalu tidak akan mampu diulang kembali dan biarkan menjadi pelajaran bagi kita, tetapi yang perlu kita lakukan sekarang ini adalah Saling memaafkan mungkin salah satu solusi yang tepat untuk melupakan peristiwa-peristiwa masa lalu. Saatnya menyatu dalam membicarakan kepentingan nasional bangsa ini, bukan malah saling menuding dan menyalahkan.

Teruskan :

Posting Komentar

Tanggapi atas dasar dari lubuk hati dengan ilmu yang Anda miliki..

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Asosiasi Penulis Islam (API) Surabaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger