BUNGA YANG CANTIK JARANG HARUM

Oleh : Tahfif *

Wanita sinonim dengan kecantikan. Istilah “mir’ah” dalam bahasa Arab sangat dekat dengan wanita – kerana cermin itu dekat pula dengan kecantikan. Bercermin untuk kelihatan cantik. Ke mana-mana wanita pergi, cermin ada di sisi.
Bagi yang tidak cantik bagaimana? Mereka bukan wanita?
Tunggu dulu, setiap yang Allah cipta pasti indah karena Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan. Tuhan tidak mencipta manusia buruk, Tuhan hanya mencipta manusia dengan kecantikan berbeda. Jadi, ingat itu, setiap wanita berhak untuk cantik!
Masalahnya, di manakah letak kecantikan sebenarnya pada seorang wanita? Kalau kita tanyakan kepada para lelaki maka sudah pasti kita akan temui berbagai jawaban. Ada yang menilai kecantikan wanita itu pada wajah, pada bentuk tubuh, pada kebijaksanaan atau pada tingkah lakunya.

Dan pada yang menyatakan kecantikan pada wajah pula terbagi kepada berbagai pandangan, ada yang mengatakan kecantikannya terletak pada hidung, pada mata dan sebagainya. Pendek kata kecantikan itu bagi sebagian orang relatif sifatnya. Lain orang, lain penilaiannya.
Namun sebagai muslim, kita tentulah ada kayu ukur tersendiri untuk menilai kecantikan. Kita tentunya mengukur kecantikan wanita mengikut kayu ukur Islam. Dan tentu saja kecantikan yang menjadi penilaian Islam adalah lebih hakiki dan lebih pasti.
Misalnya, kalaulah kecantikan itu hanya terletak pada wajah, wajah itu lambat-laun akan dimakan usia. Itu hanya bersifat sementara. Apabila usia meningkat, kulit akan berkerut tentulah wajah tidak cantik lagi. Jadi tentu ini bukan ukuran kecantikan yang sejati dan abadi.
Sebagai hamba Allah, kita hendaklah melihat kecantikan selaras dengan penilaian Allah atas keyakinan apa yang dinilai oleh-Nya lebih tepat dan benar. Apakah kecantikan yang dimaksudkan itu? Kecantikan yang dimaksudkan ialah kecantikan budi pekerti ataupun akhlak. Itulah misi utama kedatangan Rasulullah SAW, untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Kecantikan akhlak jika ada pada seseorang, lebih kekal. Inilah kecantikan yang hakiki mengikut penilaian Allah. Hancur badan dikandung tanah, budi baik di kenang juga.  Kecantikan akhlak ini juga adalah satu yang lebih abadi. Kata pepatah lagi, hutang budi dibawa mati. Malah akhlak yang baik juga sangat disukai oleh hati manusia. Contohnya, kalaulah ada orang yang wajahnya saja yang cantik tetapi akhlaknya buruk, pasti dia akan dibenci.
Ya, mata menilai kecantikan pada rupa. Akal menilai pada fikiran. Nafsu menilai pada bentuk tubuh. Tetapi hati tentulah pada akhlak dan budi. Kecantikan akhlak ini diterima oleh semua orang. Katalah orang jujur, siapapun suka. Semua orang sepakat menyayangi orang yang jujur itu disukai. Sedangkan jika menurut ukuran rupa, penilaian manusia tetap tidak sama. Sebab itu ada pepatah yang mengatakan, ‘beauty in the eye of beholder’.
Rasulullah SAW juga telah pernah menegaskan, sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang solehah. Wanita solehah ialah perhiasan rumahtangga, perhiasan masyarakat dan perhiasan negara. Jika ada ibu yang solehah, anak-anaknya tentu mendapat manfaat. Mereka akan terdidik dengan baik.
Jika ada isteri yang solehah, suami pun akan mendapat manfaat. Para isteri ini akan memudahkan urusan rumah-tangga, menjalinkan hubungan keluarga dengan penuh kasih-sayang dan lain-lain. Tuturkatanya baik, tingkah lakunya baik, senyumannya menawan dan segala-galanya indah, mereka bayangan bidadari syurga di dunia ini.
Kenapa banyak wanita yang memiliki kecantikan tetapi musnah hidupnya? Ada ungkapan yang berbunyi, kemusnahan akan menimpa bila wanita mula merasai dirinya cantik dan memamerkan kecantikan. Sejauh mana benarnya, wallahua’lam. Tetapi apa yang pasti, menurut Islam jika kecantikan tidak disertai iman yang kuat, maka pemiliknya akan hilang kawalan diri. Akibatnya ramai wanita cantik diperdayakan oleh syaitan untuk menggoda manusia melakukan kemungkaran. Lihatlah di sekeliling kita. Kata orang, bunga yang cantik jarang yang harum! Ini sudah menjadi sesuatu yang lumrah.
Tanpa iman, kecantikan akan dipergunakan ke arah kejahatan dan kemaksiatan, yang akhirnya akan memusnahkan diri pemiliknya dan orang lain. Coba kita lihat apa yang terjadi kepada bintang film Barat (di sinipun apa kurangnya), ada yang memporak-perandakan negara, rumah-tangga dan berakhir dengan sakit jiwa dan bunuh diri sangat disayangkan bukan?.
Cantik tidak salah, tetapi salah menggunakan kecantikkan itulah yang salah. Kata orang, wanita yang cantik jarang berakhlak. Umpama bunga yang cantik, jarang yang wangi. Tetapi kalau cantik dan berakhlak pula, inilah yang hebat. Umpama cantiknya wanita solehah pada zaman nabi seperti Aishah RA, Atikah binti Zaid dan lain-lain.
Lalu, bagaimanakah mendapat kecantikan sejati itu? Perlu kita fahami kecantikan itu bermula dari dalam ke luar. Bukan sebaliknya. Oleh karena itu pertama, tanamkan di dalam hati kita iman yang benar-benar kuat berdasarkan ilmu yang tepat dan penghayatan yang tinggi. Iman itu keyakinan, kasih sayang, kemaafan, sangka baik dan ridho. Bila hati baik, wajah akan sentiasa cantik.
Jadi perkara kedua ialah iringilah iman itu dengan perbuatan yang baik. Artinya, kita atur kehidupan mengikuti syariat atau peraturan Tuhan. Dan apabila iman ditanam, syariat ditegakkan, akan berbuahlah akhlak yang mulia. Wajah, perilaku dan peribadi kita akan nampak cantik sekali. Inilah yang dikatakan kecantikan yang hakiki. Biar buruk rupa, jangan buruk perangai. Apa gunanya mulut yang cantik kalau kita gunakan untuk mengumpat?
Oleh karena itu, kecantikan akhlak boleh dimiliki oleh siapa saja, oleh yang rupawan maupun yang kekurangan. Itu bukti keadilan Allah yang mencipta wanita dengan berbagai wajah dan rupa, tapi peluangnya untuk “cantik” tetap serupa!

*) Penulis adalah anggota Asosiasi Penulis Islam (API) Indonesia

Teruskan :

Posting Komentar

Tanggapi atas dasar dari lubuk hati dengan ilmu yang Anda miliki..

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Asosiasi Penulis Islam (API) Surabaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger