Featured Post Today
Latest Post

Sebagaimana Allah Memberi

Oleh: M. I. Syafi’i*

Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak.(Q.S. al-Muddassir;6)

Sang surya
Dalam hal beramal, khususnya memberikan sesuatu yang terbaik ini, Allah telah memberikan batasan-batasan yang jelas. Batas inilah yang seharusnya dipraktikan oleh seorang guru. Bagai sang surya menyinari dunia. Tanpa kenal pamrih. Berupaya semaksimal mungkin, mengantarkan muridnya, bagaiman menjadi seorang anak yang baik.
Dalam melaksanakan tugasnya yang mulia itu. Rasa kasih sayang sang guru memupuskan harapan untuk mendapatkan balasan dari semua yang dia curahkan. Seorang guru, awalnya beliau selalu membiayai kegiatan-kegiatan yang dianggap oleh beliau, dapat menunjang dan mendukung  sebagai profesinya. Pada setiap waktu luang, beliau sempatkan untuk membaca buku atau mengikuti seminar. Itu dilakukan oleh beliau, juga untuk menambah wawasan dan memperbanyak ilmunya. Rela berkorban, mengeluarkan biaya yang sebenarnya bukan tanggung jawab seorang guru.

SARJANA Saja…!!


Oleh: M. Arifuddin*

Satu malam satu lembar saja!
Diam dan mulailah nerenungkannya!
Bukankah janjimu ingin menjadi SARJANA?
Jangan membuat mereka meneteskan air mata!
Bukankah harapan mereka tidak mengada-ada?
Hanya ingin melihatmu menjadi SARJANA!
SARJANA yang ditunggu ummat, di kota maupun di pelosok-pelosok desa.

Merokok Dapat Menyebabkan Kebodohan, Kedunguan,...

Oleh: D. Rasyid Albar*

Suasana rapat di sebuah sekolah dasar berlangsung sedikit panas (kisah ini saya adopsi dari certa ibu saya ketika mengikuti pertemuan wali murid). Topik masalah kenaikan gaji tampaknya menjadikan suasana rapat kian tegang, ditambah lagi kepulan asap rokok yang dihembuskan para guru-guru pria, menjadikan ruangan menjadi semakin terasa pengap. Salah satu saran dan permohonan seorang guru pria menarik perhatian. Ia berkata, mengusulkan, “Kami berharap agar ke depannya kami sebagai guru mendapatkan gaji yang layak. Terutama bagi kami yang laki-laki. Kalau gaji kita sebulan hanya enam ratus ribu, itu tidak cukup. Kami sehari untuk rokok saja sampai sepuluh ribu. Kalau sebulan sudah tiga ratus ribu. Tiga ratus untuk diri sendiri, tiga ratusnya lagi untuk anak-istri. Ya mana cukup, lah.”

Tidak cukup dengan peringatan
Jika iklan peringatan bahwa “merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi , dan gangguan kehamilan dan janin” tidak mampu mencegah para ahli hisap (Perokok) untuk berhenti, bahkan telah sering kita mendengar berita-berita yang mengabarkan telah berapa nyawa terenggut oleh rokok, maka, semoga dengan tulisan ini sedikit bisa menggugah hati mereka.

Komersialisasi Tubuh Wanita: Tanggung Jawab Media

Oleh: Khairul Huda*

Dewasa ini kontrol terhadap urusan moral semakin susah saja. Sekuat dan sejauh apapun kita memagari diri dan anak-anak kita, tetap saja terasa percuma. Apa pasal? Media. Secara jujur saya akan mengatakan bahwa media bertanggung jawab atas runtuhnya kontrol moral. Sebab dunia zaman sekarang ini sudah penuh sesak dengan program-program media. Televisi maupun cetak sama saja. Tak ada beda. Iklan-iklan bertebaran, antri untuk mendoktrin. Dan isi dari iklan itu sebagian besar—atau saya katakan saja hampir seluruhnya—memajang wanita-wanita cantik, mulus dan seksi. Coba Tanya pada diri anda, berapa persen dari alam sadar otak anda yang disetir oleh iklan-iklan  media. Saya tak hendak mengajak untuk merenung. Semua sudah begitu nyata. Jelas. Terang benderang. Namun apa hanya media? Saya menambah satu kata lagi. Wanita (Baca: Model iklan). Itu dia akar masalah kedua rusaknya kontrol moral selain media yang terus menerus menayangkan dan mencetak lekak-lekuk tubuh mereka.

Hilangnya Harkat Martabat Seorang Wanita

Oleh: Ali Rasidin*

Pada  dasarnya, kita  sebagai kaum Muslimin dan Muslimat  khususnya bagi kaum  wanita jilbab adalah salah satu permasalahan yang sangat besar, karena di dalam Agama Islam   dianjur-kan  untuk memakai jilbab. Bukan hanya  dari segi itu saja, bahkan  ketika Nabi SAW menjadi  pemimpin beliau   juga memerintahkan para wanita Muslim  untuk memakai jilbab agar  mereka  terjaga dari fitnah dan  menutupi  hal-hal yang tidak pantas dilihat  oleh kaca mata Islam,  se-hingga terjaga keimanan mereka kepada Allah. Dalam hal ini Allah  memaparkan di dalam se-buah ayat di  dalam al-Qur’an surah al-Ahzab [33] ayat 59 yang artinya:
“Wahai, Nabi, katakan-lah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-isrti orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menuntupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Hikmah Diharamkanya Babi

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,(daging hewan) yang disem-belih atas nama selain Allah SWT, yang tercekik, yang jatuh, yang dipukul, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan bagimu) yang di sembelih untuk berhala.”(QS, Al Maidah : 3)

Berbahaya!
Sebagai umat islam yang berakal tentu kita telah mengetahui makanan apa saja yang telah dihalalkan dan diharamkan oleh Allah SWT kepada umat-Nya terkhusus umat muslim. Yang menjadi pertanyaannya sekarang ialah makanan seperti apa saja yang dihalalkan dan di-haramkan oleh Allah SWT.
“Wahai manusia, makanlah dari (makanan) halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nya-ta bagimu. ( QS, Al baqarah : 168 )

SALAM REDAKSI

Rounded Rectangle: Struktur Pengurus 
API
Asosiasi penulis islam
Dewan Pembina
Ust. Anwar djaelani
Pembina
Robin sah
Luqman Al-hakim
Ketua 
Khairul umam
Sekertaris
Daud rosyid 
Bendahara 
Irfan fauzi
Devisi 
Pubdekdok 
Mifahuddin roqhit kaustar
Infokum 
Ridwan yahaya 
Alamat: kejawan keputih tambak VI/I surabaya
Email: apistail.sby@gmail.com
Blog:
Apistail.blogspot.com
Kami tunggu kontribusi tulisan anda.....!
Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum wr,wb.
Alhamdulillah segala puji bagi allah atas segala nikmat dan karunianya, kita memujinya, memohon pertolongannya, memohon petunjuk darinya, serta berlindung dari keburukan amal kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh allah, takkan ada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan oleh allah maka tidak aka ada yang bisa memberimya petunjuk. Tak lupa shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya.

Sobat API Rahimakumullah
Rela berkorban merupakan langkah utama untuk menuju  sukses. para nabi, rosul dan sahabat berhasil menyebarkan agama islam dan menegakkan kalimat Allah dimuka bumi ini tidak lain karena besarnya pengorbanan mereka. Oleh karena, teruslah berjuang dan beranilah berkorban jika kita ingin memeperbaiki seluruh aspek hidup dan kehidupan kita.  Dan  buanglah segala impian manis kita jika kita enggan untuk berkorban sebab perjuangan tanpa pengorbanan adalah sia-sia. 

Naik Haji karena Beramal

Oleh : Ali Rasidin*

Di dalam  hidup kehidupan ini, kita sering mendengar bahkan tidak asing lagi bagi mulut untuk mengucapkan,bagi telingga untuk mendengar,bagi hati untuk menghayati tentang   sepotong kalimat ikhlas dalam beramal.
           Akan tetapi sekarang apakah kita sebagai umat muslim hamba  allah swt yang selalu bersujud kepada allah dan mengadahkan tanggan kelangit sudah melakukan hal hal sedemikian rupa di dalam hidup kehidupan kita.
          Memang hal-hal  seperti ini bentuknya begitu kecil  di hadapan manusia,  tetapi di sisi allah swt perbutan ini sangat tiggi derajatnya di hadapan  allah swt, allah selau menganjurkan kita agar selalu meningkatkan kualitas ikhlas dalam beramaal di dalam kehidupan kita sebagai umat muslim  yang sejati sehiggah sebagaimana yang di firmanakan allah di dalam [qs zal zalaha:7} yang artinya; barang siapa yang melakukan kebaikan seberat zaroh maka ia akan mendapatkan balasanya.

Meraih Cinta Allah Dengan Berkorban

Oleh : Miftahuddin*

Seorang pelajar jika ingin meraiih kelulusan, maka ia harus berkorban dengan  sungguh-sungguh belajar. Seorang pengusaha jika ingin usahanya maju maka ia harus berkorban dengan mengeluarkan uang tenaga dan fikiran agar usahanya dapat maju dan berkembang. Seorang lelaki jika ingin mendapatkan cinta dari seorang wanita, maka ia juga harus berkorban dengan segenap tenaga dan fikirannya agar bagaimana caranya ia bisa mendapatkan cinta dari wanita tersebut. Begitu pula dengan datangnya hari raya idhul ad’ha kali ini, seperti apakah bentuk pengorbanan yang akan kita sumbangsikan kepada Allah swt untuk mendapatkan cinta dan ridhoNya?

Pengorbanan Nabi Ibrahim
Setelah nabi Ibrahim di uji oleh Allah swt untuk meninggalkan istrinya Siti Hajar dan juga sikecil Ismail di mekkah yang pada saat itu  masih merupakan hamparan lautan pasir yang gersang tanpa ada sebatang ada sebatang pohon tanaman pun yang terdapat di tempat itu dengan sedikit bekal roti dan air minum, dan bekal keyakinan kepada Allah Siti hajar pun siap untuk di tempat di tempat tersebut yang kini telah menjadi kiblat bagi seluruh umat islam untuk menunaikan ibadah hajji.

Meneladani Tiga “ Tokoh Idul Adha”

Oleh Luqman Hakim*

Takbir, tahmid, dan tahlil menggema di segala penjuru. Pada Ahad 6 November 2011 kemarin, umat muslim di berbagai dunia bersuka cita merayakan salah satu hari raya mereka, yaitu idul  adha.
Berbicara hari raya ‘iedul adha, kita diingatkan pada tiga sosok penting dalam sejarah manusia. Mereka adalah nabi Ibrahim, siti hajar, dan nabi Ismail. Tidak berlebihan kiranya kalau kita hendaknya mengharuskan diri berupaya  meneladani mereka. Bagaimana bentuk nyata dalam proses meneladani tiga tokoh dunia ini?

Bukan Bapak Rasionalis
Sebelum membahas lebih dalam tentang bagaimana meneladani tiga “tokoh idul adha” tersebut, sebaiknya kita  mengenal terlebih dahulu salah satu tokohnya, nabi Ibrahim. Ia pantas dijadikan sebagai teladan oleh kaum muslim, karena ia adalah bapak tauhid. Ia bukan bapak rasionalis sebagaimana dituduhkan sebagian cendekiawan.

CINTA SANG RASUL

Oleh: Ahmad Tahfif

Leo F. Buscaglia, begitu namanya. Seorang professor pendidikan di University of Southren California, di Amerika. Ia seorang dengan seabreg kegiatan sosial dan ceramah-ceramah tentang pendidikan. Satu tema yang terus menerus dibawanya dalam banyak ceramah, adalah tentang cinta."Manusia tidak jatuh 'ke dalam' cinta, dan tidak juga keluar 'dari cinta'.
Tapi manusia tumbuh dan besar dalam, cinta," begitu katanya dalam sebuah ceramah.
Cinta, di banyak waktu dan peristiwa orang selalu berbeda mengartikannya. Tak ada yang salah, tapi tak ada juga yang benar sempurna penafsirannya. Karena cinta selalu berkembang, ia seperti udara yang mengisi ruang kosong. Cinta juga seperti air yang mengalir ke dataran yang lebih rendah.

Berkorban Adalah Rumus Kemuliaan

Oleh: Robinsah*
Faham materialisme sepertinya telah menjadi ’kangker ganas’ yang tengah mengerogoti pola hidup masyarakat moderen saat ini. Segala sesuatu diukur dengan materi. Kekuatan, kemuliaan, kesenangan, kesuksesan, dan sebagainya, semua diukur dengan materi.
Hasil dari pola pikir macam ini, menyebabkan orang-orang memiliki hasrat tinggi untuk memiliki, menguasai, mengeruk keuntungan pribadi/kelompok, sebesar-besarnya, tanpa harus memikirkan, mempedulikan nasib orang lain. Kasus merebaknya praktek KKN di negeri ini adalah salah satu buah yang dihasilkan dari faham materialisme ini.
Karena ulah faham ini pula, seseorang akan enggan membantu atau pun berkorban untuk orang lain. Kalau pun mereka bisa, maka setidak-tidaknya harus ada imbalan balik yang harus mereka terima sebagai konsekwensi dari pemberian yang mereka salurkan.

Pengorbanan Para Mujahid Becak

Oleh : Ali Rasidin*

Wahai mujahid becak
Engkau adalah pahlawan bagi para penumpangmu
Engkau rela menguras tenaga dan
Menguras keringat

          Engkau tak pernah peduli siapa mereka
          Apapun profesi mereka
          Engkau jamu mereka dengan lapang dada
          Dirimu bagai air yang mengalir ke hilir

Di saat pagi datang menyapa bumi
Engkau gerakkan seluruh organ tubuhmu
Menyusuri sepanjang jalan
Melintasi keheningan pagi
Bertemankan sebuak becak yang kau sayangi

          Engkau rela meninggalkan anak dan istri
          Engkau selalu berusaha memberi yang terbaik bagi mereka
          Engkau ingin anak dan istrimu
          Bisa merasakan sedikit kebahagiaan
          Seperti apa yang dirasakan orang-orang di sekelilingmu

Wahai mujahid becak
Engkau begitu hebat
Engkau begitu sabar
Menghadapi lika-liku kehidupan
Demi mencari sesuap nasi

*) Penulis adalah anggota API (Asosiasi Penulis Islam)

Aku Rindu Ayah


Oleh : Syamsul*


Setiap kulihat pesawat
Ada yang selalu aku ingat
Seorang yang aku sayangi
Seorang yang aku cintai

          Setahuan ayah pergi
          Ke negeri kalimantan
          Untuk mencari rizeki
          Meninggalkan kami di sini

Menyimpan rasa rindu di hati
Oh... oh... oh... ayah
Kapan kau kembali
Untuk berkumpul kembali
Berkumpul bersama keluarga di sini
          Aku merindukanmu ayah

*) Penulis adalah mahasiswa STAIL  Surabaya dan kontributor API

Kejelasan Sebuah Tujuan

Oleh : Jalaluddin*

B
isa berawal dari kertas yang ada dihadapan anda ini, yang sedang anda baca isinya. Atau mungki anda, ketika berada di ruang kelas. Anda bisa merenungkan apa maksud adanya benda-benda itu semua. Jika ingin lebih dari itu, coba anda keluar dari kelas itu dan perhatikan apa saja yang terhampar di hadapan anda. Tataplah langit. Renungkan !
Mengapa semua itu ada ? Apa maksud dari semua itu? Siapa yang meng-adakan itu semua?
Tentunya, kesemua itu ada Penciptanya. Dan Dia pasti mempunyai tujuan yang jelas dalam menciptakan itu semua. Tak lain pastilah Dia Maha Pencipta Allah SWT.
Seperti halnya manusia misalnya; membuat mobil tujuannya supaya untuk mempersingkat jarak tempuh dalam perjalana. Membuat baju untuk terhidar dari kedinginan, membangun rumah untuk berteduh. Terlebih juga, Allah menciptakan langit, bumi serta seisinya, Dia pasti mempunyai sebuah tujuan.

PEMUDA DI MATA INDONESIA

Oleh: Khairul Umam*
 
       Berikut merupakan teks ikrar sumpah pemuda. Mari kita tadabburi bersama. 

SOEMPAH PEMOEDA.
“Kami poetra-poetri indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air indonesia.
Kami poetra-poetri indonesia, menagkoe berbangsa jang satu  bangsa indonesia.
Kami poetra-poetri indonesia menjoenjoeng bahasa persatuan, bahasa indonesia”. 
Djakarta, 28 oktober 1928
 
Seharusnya..
Pada  tanggal 2 Oktober, biasanya  semua elemen masyarakat, baik pemerintah, pejabat, para buruh, apalagi mahasiswa selaku pemuda berbondong-bondong untuk memeperingati peristiwa bersejarah yang menjadi bukti otentik akan lahirnya bangsa Indonesia yaitu hari Sumpah Pemuda. 

Semut Pun Saling Menyapa

Oleh : Miftahuddin*

 “Assalamu’alaikum Akhi!” ucapku menyapa beberapa teman yang ketika itu berpapasan denganku, ketika mereka hendak pergi ke dapur untuk makan siang. tanpa ada balasan, mereka berlalu begitu saja melewatiku. Kok, susah sekali ,ya, hanya sekedar menjawab salam, kataku dalam hati sambil menggerutu.

Budaya yang luntur
Ketika sobat API berkunjung ke kampus Hidayatullah dan sudah berada di depan pintu pagar yang berwarna hijau dan berukuran sekitar empat meter tersebut, dan sobat API hendak masuk ke dalam, maka sobat API secara sengaja atau tidak akan melihat di pagar tersebut terpasang sepanduk kecil yang terdapat gambar seorang anak muslim dan muslimah berpakaian muslim dan tepat di atas kedua anak tersebut terdapat sebuah pesan singkat yang berbunyi “ Budayakan senyum, salam, sopan dan santun “.

SIAPA MENELADANI SIAPA

Oleh : D. Rasyid Albar*

            “Seharusnya antum semua, sebagai mahasantri, dan sebagai kakak bagi adik-adiknya di SMP dan SMA, mampu memberi contoh yang terbaik. Kalau shalat, selalu menjadi yang terdepan. Datang sebelum adzan berkumandang. Bukan berangkat ketika iqamah, bla... bla... bla...” kata salah seorang ustadz saya di pondok.
            Sobat API, mungkin di antara kita ada yang sedang bersekolah di SMP atau SMA. Atau mungkin kuliah (seperti saya). Pastinya kita punya adik, bukan. Mungkinn satu, dua dan seterusnya. “Tapi saya anak bungsu”, atau ,“Saya anak tunggal,” kata sebagian dari kalian, misal. Menjadi anak bungsu ataupun anak tunggal bukan berarti kita tidak punya adik. Kita punya sepupu yang lebih kecil dari kita, anak tetangga kita, atau, seperti dalam kasus saya di atas, karena saya nyantri di sebuah pondok pesantren, adik-adik kelas saya, yang di SMP dan SMA, tentunya menjadi adik saya sendiri.

KHADAFI TEWAS AKANKAH AMERIKA PUAS

Oleh: M. Edi Kurniawan*

Setelah 42 tahun Muammar Khadafi memegang kemudi Negara yang kaya akan minyak tertangkap pada kekuatan Revolusi. Muammar Khadafi memenuhi janjinya untuk mempertahankan pemerintahannya hingga titik darah penghabisan, Khadafi telah meninggal di kota kelahiranya, Serte.
Pada September 2004, George W Bush, presiden AS saat itu telah resmi mengakhiri embargo perdagangan AS. Normalisasi hubungan dengan kekuatan barat mengakibatakan keuntunhgan yang banyak bagi Negara Libya dan lebih khusus lagi bagi industri minyak.
Sampai pada akhirnya Muammar Khadafi dan Lockerbie menjadi sorotan pada tahun 2009, ketika Al-Megrahi bebas dari penjara Skotlandia, dan ketika dia kembali ke Libya, dia disambut bak pahlawan, hal itu yang memicu kecaman Amerika Serikat dan Inggris.

Syukur! Jangan Kufur!

Oleh: Khairul Umam*

Orang “besar”, kaya, pengusaha, pejabat negara, direktur, manajer, serta bahkan para ilmuan yang sekuler dan sesat, karena dengan begitu bangganya terhadap posisi tersebut, merasa yang lain tidak ada apa-apanya, sehingga memandang sebelah mata terhadap orang lain serta tidak butuh lagi akan  kasih sayangnya. Mungkin yang mereka butuhkan hanyalah pujian akan “kebesaraa” mereka.
Begitu juga orang “kecil”, miskin, rumah tidak punya, pekerjaan tidak tentu, untuk makan sekarang saja carinya harus sekarang juga. Bagi sebagian orang yang termasuk pada golongan ini yang tidak sadar, serta imannya lemah, maka akan sangat mudah putus asa. Bahakan parahnya merasa tidak layak lagi hidup karena merasa tidak ada lagi orang yang peduli dengannya.

Ikhlas Memberi di Saat Sulit

Oleh: Miftahuddin*

Hasan dan Husain sakit keras, untuk kesembuhan mereka, Ali RA dan istrinya Fatimah memebawa keduanya kepada Rasulullah SAW seraya bernazar apabila kedua buah hatinya sembuh, Ali sekeluarga akan berpuasa selama tiga hari. Hasan dan Husain pun di perkenankan sembuh oleh Allah SWT. Ikhtiar untuk menembus nazar pun di gelar.
Hari pertama berpuasa, menjelang berbuka puasa rumah mereka di ketuk oleh seseorang. Ketika di buka tampaklah beberapa orang miskin yang berkata, bahwa mereka telah berhari-hari tidak makan. Keluarga ini pun memeberikan makanan kepada orang-orang miskin tersebut, padahal mereka tidak memiliki makanan apapun selain makanan itu. Mereka akhirnya hanya berbuka dengan air putih dan tidak makan apapun hingga mereka melanjutkan puasanya.

Identifikasi Kualitas Melalui Kata-Kata

Oleh: D. Rasyid Albar*

            Isu mengenai keharaman facebook bukan  lagi berita baru, alias sudah basi. Kesimpulannya, semua tergantung siapa yang menggunakannya. Artinya, bukan facebooknya yang haram, tetapi penggunaannya, yang tidak sebagaimana mestinya, yang diharamkan. Namun, kali ini saya tidak akan mebahas haram tidaknya (lagi pula saya juga bukan MUI).
            Ada satu hal yang dianggap remeh oleh sebagian banyak/besar orang, yakni perbuatan yang sia-sia. “Memang, apanya yang sia-sia?”. Memang, tujuan utama dibuatnya situs jejaring sosial dibuat adalah untuk mencari teman, menjalin persahabatan, menambah koneksi, chatting, bertukar informasi, atau menemukan sahabat lama. Tapi ada satu hal yang membuat saya heran. Seperti pada kolom ‘Apa yang anda pikirkan hari ini?’ pada situs jejaring sosial facebook. Setiap kali saya buka facebook, hampir tidak ada sama sekali yang menulis pada kolom tersebut sesuatu yang punya nilai lebih. Ya, sesuatu yang lebih dari hanya sekedar ungkapan, “ah... capek,” atau,”abis kuliah... bete, nih... dosennya marah mulu,” atau,”pulang kerja, nih... hujan... becek...,” atau bahkan.”duh, sakit perut, mo boker, nehhh..” dan beberapa ungkapan lain sejenis yang sama sekali tidak bermutu. “Loh, tapi kita kan juga gak dapat dosa bla... bla...” Memang, kita tidak mendapat dosa. Tapi, tetap saja kita rugi. Pertama, kita buang-buang uang, waktu dan tenaga (meskipun sedikit) hanya untuk menulis hal-hal seperti itu yang belum tentu ada yang menanggapi. Ya, tidak? Kalaupun ada yang nanggapi, tanggapannya pun sama tidak bermutunya, hingga terjadilah diskusi yang sama sekali tidak bermutu.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. Asosiasi Penulis Islam (API) Surabaya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger